Udara tidak seperti biasanya, terasa panas...! Suara detakan jam dinding agak lambat sayup terdengar padahal jam masih menunjukkan tepat pukul 20.00 Wita. Kubersihkan kaca-kaca kacamata yang sudah banyak goresannya dengan gagang hitamnya yang berwarna agak buram. Burung kenariku yang selalu nyaring berkicau pun, kini hanya diam termenung bertengger dipojokkan kandang besinya yang sudah mulai merapuh...
Materi ini salah satu bahan tersulit bagi saya yang agak "bebas", karena materi ini merupakan asupan gizi yang sangat besar bagi seorang penulis, juga bahasa-bahasa yang "kadang" beliau gunakan adalah berbentuk ilmiah, akademik, ada aturannya. Hmmm........!
Berikut ini cuplikan dari materi yang dapat saya rangkum dalam bincang kami bersama secara daring yang semua pertanyaannya dijawab pak Imam secara rinci.
1. Pemilihan Kata
Perihal pilihan kata disebut dengan diksi. Antara penulisan
personal, formal, dan akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda
meskipun dimaksudkan untuk mengungkapkan hal yang sama. Cermati tiga kalimat di
bawah ini:
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah
Berbeda satu kata saja dapat merubah rasa dari kalimat.
2. Penulisan Kalimat
Kalimat terdiri dari kalimat sederhana (simple sentence),
kalimat gabungan (compound sentence), kalimat kompleks (complex sentence), dan
kalimat campuran.
Sederhana:
Saya membaca tulisan di blog.
Gabungan:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan saya
tentang cara menulis kalimat.
Kompleks:
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari
rumah.
Campuran:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan saya
tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.
3. Penyusunan Paragraf
Paragraf adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu kalimat
topik (topic sentence) sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan
beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai detail yang
menjelaskan ide pokok. Supaya enak dibaca dan tulisan mudah dipahami, susun
paragraf deduktif.
Gunakan bentuk kalimat sederhana untuk membuat kalimat
topik. Cara gampang untuk membuat kalimat topik, adalah pastikan anda
meletakkan ide pengontrol atau controlling idea pada setiap kalimat topik.
Bentuk kalimat penjelas harus bervariasi, terdiri dari kalimat gabungan dan kompleks,
serta dilengkapi dengan konjungsi sebagai transisi antar kalimat supaya
paragraf mengalir dengan baik, enak dibaca, dan mudah dipahami.
Satu hal lagi tentang paragraf yang penting disampaikan, masih banyak yang kebingungan dalam membuat kalimat topik sebagai
gagasan utama dalam paragraf. Baik, cara gampang untuk membuatnya, adalah
pastikan anda meletakkan ide pengontrol atau controlling idea pada
setiap kalimat topik.Contohnya seperti kalimat topik di atas: “Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan”, di sini kekurangan dan kelebihan bekerja dari rumah menjadi ide pengontrolnya.
Ada lagi misalnya: “Pencegahan virus Corona dapat dilakukan dengan berbagai cara,” maka di sini berbagai cara pencegahan virus dijadikan pengontrol paragraf sehingga kalimat penjelasnya harus terdiri dari beberapa kalimat yang memberikan informasi apa saja berbagai cara pencegahannya.
Beberapa dasar menulis yang dijelaskan di sini, sekiranya cukup untuk dijadikan bekal untuk dapat menulis dengan baik dalam konteks personal, formal, maupun akademik. Selebihnya, perlu membiasakan diri untuk memilah dan memilih diksi yang sesuai, menulis aneka variasi kalimat, dan menyusun paragraf yang enak dibaca dan mudah dipahami. Semakin banyak berlatih, semakin terampil menulis.
Contoh paragraf yang baik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada
satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas
sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak
nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah
justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga.
Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran untuk
biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.
Adapun cuplikan komunikasi yang terjadi antara kami dengan pak Imam Fitri Rahmadi;
1. Bagaimana proses dan rahasia kreatif Anda? Adakah hambatan terbesar selama proses kreatif ini? Bagaimana anda melihat fenomena literasi pada generasi
milenial saat ini?
Terutama dengan maraknya medsos dan berita hoaks ?
Inspirasi itu secara ilmiah bukan berarti ditemukan dengan
merenung di bawah pohon atau duduk di pinggir danau sambil melamun. Jika anda
ingin menulis, berarti harus banyak baca dulu. Memperbanyak input sebelum
outputnya ditulis. Hambatan terbesar adalah mencari Niche alias topik yang
orisinil yang belum ditulis oleh orang lain. Saya lebih sudah menyebutnya
sebagai tantangan. Ibarat mau meneliti, tantangannya adalah mencari reserach
gap sebagai novelty penelitian kita.
Literasi digital generasi milenial masih sangat minim.
Gerakan literasi digital di Indonesia sudah banyak yang mengarah ke
penanggulangan hoaks, ciber bullying, pornografi, dan lainnya. Justru yang
kurang adalah literasi digital untuk keperluan akademin sebagai bekal generasi
milenial untuk belajar di era digital. Belum ada gerakan literasi digital yang
mengarah ke situ. Tahun kemarin saya meneliti literasi digital untuk keprluan
akademik bagi mahasiswa generasi milenial dengan hibah PDP Dikti. Senang jika
ada yang meneruskan penelitian itu.
Konjungsi antar kalimat dipilih berdasarkan jenis
kalimatnya. Sedangkan, konjungsi antar paragraf dikontrol dengan kalimat
topiknya. Untuk menjawab ini harus melihat gambaran besar struktur
sebuah artikel. Struktur artikel terdiri dari: pendahuluan, isi, dan
kesimpulan. Jika ditarik garis-garis, semuanya berkaitan. Mulai dari
judul, pendahuluan hingga kesimpulan.
Jadi, dalam pendahuluan, penulis mencantumkan thesis
statement alias pendapat penulis dulu. Pendapat penulis mengandung beberapa
kalimat topik. Nah, kalimat topik itu nanti yang akan ditaruh satu per satu di
setiap paragraf. Sehingga satu artikel nyambung semuanya
Kemudian, terkait menyambungkan antar kalimat, perlu
diketahui tentang ini dulu. Kalimat terbagi menjadi 4: pernyataan, pertanyaan,
perintah, dan seruan.
Ini belum saya jawab. Diksi tidak perlu indah yang penting
sampai pada pembaca. Jadi, dalam memilih diksi sesuaikan dengan target pembaca.
Diksi yang terlalu tinggi itu justru bikit tulisan melayang dan tidak menyentuh
ke tanah. Ibaratnya begitu. Itu istilahnya adalah inflated words.
3. Dalam membuat kalimat harus jelas topik yang dibahas/ fiutarakan. Apakah bisa untuk memperjelas kalimat yang
dimaksud menggunakan bahasa dalam sebuah kalimat menggunakan bahasa lokal. Dan apakah daerah
lain paham jika menggunakan bahasa lokal.
Jika tanpa ada keterangan yg umum/ bahasa yg duketahui oleh umum ?
Cara penulisannya, bahasa lokal dituliskan dengan huruf
miring. Kemudian dikasih penjelasan apa yang dimaksud dari istilah lokal yang
digunakan tersebut. Apabila sudah ditulis miring sebetulnya dalam kaidah
penulisan bahasa indonesia semua orang sudah paham kalau iti istilah di luar
bahasa indonesia.
Perbanyak input. Perbanyak membaca dulu
sehingga kata-kata yang anda miliki akan semakin kaya. Maaf, kasarannya seperti
itu, jangan harap bisa menulis bagus kalau tidak pernah membaca. Nantinya, anda akan dengan otomatis ketika ingin menulis
muncul diksi-diksi yang bagus. Tulisan anda juga otomatis akan semakin bagus. Ini ceklist bagaimana cara memilih diksi. Jadi sebetulnya
tolok ukur pemilihan diksi yang paling penting adalah apakah diksi/kata yang
dipilih dipahami pembaca atau tidak.
5. Lebih sulit mana menyusun kata kalimat paragraf dengan
mengoreksi tulisan orang lain ?
6. Bagai mana membuat pragraf yang tepat ?
Praktik menulis paragraf yang tepat, sekiranya begini.
Selalu tanyakan "what/why" apa atau kenapa dari kalimat topik.Ini struktur paragraf yang lebih lengkap. Kalimat penjelas itu terbagi
menjadi 2, yakni ; 1), kalimat penjelas mayor; dan 2) kalimat penjelas minor. Kalimat
penjelas mayor menjelaskan kalimat topik. Kalimat penjelas minor menjelaskan
kalimat penjelas mayor. Kemudian, diakhiri dengan kalimat penutup bila
diperlukan. Kalimat penjelas bisa berupa fakta, alasan,
contoh, data, dan lain sebagainya. Jika kalimat topik membutuhkan detail apa, maka jelaskan
apanya. Jika kalimat topik butuh detail kenapa, maka jelaskan
kenapanya. Satu lagi, jika apa dan kenapa tidak berfungsi, saatnya
berpikir alternatif dengan kata "jika". Yang ini agak susah dijawab
dengan tulisan. Namun, beberapa paragraf dalam tulisan materi saya ada juga
yang menggunakan alternatif kata "jika".
Paragraf yang baik dan benar harus memperhatikan koherensi dan
kohesinya. Jika keduanya terpenuhi, paragraf baik. Koherensi berarti logikanya nyambung dari kalimat topik
hingga minor detailnya. Kohesi berati kata, diksi, konjungsi yang dipakai tepat
hingga mudah dibaca.
Model pertama. P: kalimat topik. E: penjelasan kalimat topik
(major detail). E: bukti yang menjelaskan major detai (minor detail) yang bisa
berisi fakta, quote, data, atau contoh. L: diakhiri dengan menyambungkan
semuanya di penutup.
Ini model yang ke-2. C: klaim sebagai pernyataan kalimat
topik. P: bukti yang bisa anda berikan untuk mendukun kalimat topik. dan R: kaitan
keduanya sebagai kesimpulan atau penutup jika diperlukan.
8. Beberapa saat lalu saya cukup aktif berlatih menulis.
Rasanya wkt itu agak lancar. Dalam kurun wkt 2 th tdk latihan lg. Saat memulai
jadi kaku dan terasa harus mengulang dr awal. Mengapa begitu?
Bahasa secara alamiah memang seperti itu, baik dari segi
writing, speaking, listening, maupun reading. Jadi, itu normal karena otak
belum terbiasa untuk mengolah bahasa kembali. Solusinya, membiasakan diri kembali untuk menulis.
9. Saya baru tahu perbedaan penggunaan aku dan saya.
waktu menulis di blog saya sempat bingung pake aku atau saya. pertanyaan,
untuk artikel bebas yang mana yang harus digunakan. kata personal, formal atau
akademik?
Artikel bebas atau artikel populer bisa menggunakan antara
kata personal atau formal. Yang pasti, kata ganti orang sangat dihindari dalam
penulisan akademik. Dalam konteks blog, saya dan anda masih termasuk formal,
para blogger profesional banyak menggunakan kata ganti itu. Aku dan kamu bisa
digunakan juga supaya terasa lebih personal. Jadi, lihat kembali siapa pembaca.
10. Tentang penggunaan kalimat, kata atau juga frasa. Terkadang dalam menulis buku ada beberapa istilah teknis
yang justru kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sedikit aneh, dan
mungkin berubah pemahaman bagi pembaca. Adakah ketentuan dari penerbit bahwa naskah diupayakan dalam
bahasa Indonesia yang baku ? Ada sedikit "kebebasan" Dalam soal naskah ?
11. Sebaiknya dlm karya ilmiah menggunakan paragraf
deduktif, induktif atau campuran . Atau
boleh semuanya.?
Secara umum, boleh semuanya. Namun, dalam teori penulisan akademik, supaya paragraf mudah
dipahami gunakan paragraf deduktif. Jadi, kalimat pokok selalu di depan. Dalam
penulisan artikel jurnal juga seperti itu. Sejauh saya mengamati, penerapan paragraf deduktif,
induktif atau campuran, itu hanya
diaplikasikan dalam reading atau naskah bacaan untuk ujian bahasa atau ujian
sekolah. Namun, praktek dalam menulis, yang banyak digunakan adalah
paragraf deduktif.
Kalimat topik selalu taruh di depan. Kalimat topik
dilengkapi dengan controling idea atau ide pengontrol. Ide pengontrol itulah
yang dijelaskan dalam kalimat penjelas. Kalimat penjelas dapat berupa aneka
detail atau contoh. Kemudian diakhiri dengan kalimat penutup jika dibutuhkan.
13. Bagaimana cara membuat diksi yang indah dan bisa
dinikmati oleh pembacanya?
Ada 6 prinsip dalam memilih diksi:(1) Pilih kata yang mudah dipaham, (2) Gunakan kata yang spesifik dan kontekstual, (3) Pilih kata yang paling kuat diantara pilihan diksi yang
ada, (4) Lebih baik, tekankan pada penggunakaan kata yang positif
daripada sebaliknya, (5) Hindari penggunaaan diksi yang tinggi secara berlebiha, (6) Juga hindari diksi yang terlalu jadul.
14. Masalah yang
sering saya temui adalah menyusun kalimat topik. Topik seringkali sudah siap
tempur dalam pikiran, namun ketika akan dirangkai masuk tulisan, topik itu
menjadi rumit kembali untuk dirangkai.
Adakah trik paling sederhana bagaimana menyusun kalimat topik dalam
sebuah paragraf ?
Paling sederhana, bikin outline kalimat topiknya terlebih
dahulu dalam bentuk ceklist atau dinomorin.
Ini sebenernya masuk ke pembahasan lain, tapi mari kita singgung
sedikit. Jadi, dalam menulis, bikin dulu outlinenya. Mulai dari
Pendahuluan, isi, dan penutup. Dari pendahuluan sudah ditentukan apa yang akan dibahas
(thesis statement). Thesis statement/poin yang akan dibahas dijadikan
controlling ide pada setiap kalimat topik. Diakhiri dengan menyimpulkan
semuanya. Ketika outline bagus, tulisan bagus. Silakan perhatikan
tulisan materi saya di blog. Pada pendahuluan sudah ketahuan akan membahas apa.
Pada isi, itu lah yang dibahas.
Secara teoretis, paragraf yang baik sudah saya jelaskan pada
materi di blog dan diperjelas kembali lewat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
sebelumnya. Sebagai penulis pemulia, bisa bertahap tidak harus langsung
sempurna sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Jangan sampai semua teori
yang kita bahas malam ini justru bikin keder untuk menulis. Pelan-pelan saja
mari kita pahami dan mulai terapkan sedikit demi sedikit.
16. Teknik curah
gagasan yg seperti apa agar efektif dan efisien dlm era ini sebagai upaya
menyimpan ide yg mudah terlupakan saat
terlintas dipikiran kita? Kalau jaman dl tulis dikertas kecil (blocknote) dan Hp.?
Curah gagasan atau bahasa kerennya brainsorming memang
sering dilakukan untuk menghimpun ide, biasanya lebih efektif dengan berdiskusi
dengan orang lain sebagai lawan berpikir.
17. Jika suatu bacaan terpatok pada EYD yang tepat, benar
ataukah tidak jika nanti tulisan tersebut akan terasa lebih kaku, seperti saat
kita sedang membaca tulisan ilmiah. Lain cerita kalau novel atau cerpen atau
mungkin tulisan fiksi lain,, sepertinya tidak melulu menggunakan EYD yang baku.?
Betul, tulisan fiksi lebih fleksibel daripada tulisan
non-fiksi. Namun, kalau terkait EYD atau yang sekarang adalah PUEBI,
kedua jenis penulisan harus sesuai dengan aturan PUEBI kalau tidak akan sudah
dipahami. Beda kalau terkait kata, kalimat, dan paragraf, karya fiksi
terserah tidak harus sesuai dengan aturan dasar yang kita bicarakan barusan.
18. Penulisan kata yang kurang sesuai dengan tujuan atau kontek
tulisan, seperti mestinya diksi tersebut lebih pada personal tetapi sebenarnya
tujuan tulisan itu adalah laporan. Apakah ini tidak merupan bagian dari
pembeda/sekat antara penulis dengan penerima laporan sehingga kedekatan secara
personal pun dirasakan ?
Laporan dalam konteks pekerjaan memang harus dengan diksi
yang formal untuk menunjukkan profesionalitas. Kedekatan personal dalam konteks
kerja profesional justru menjadi hal yang kurang pas. Bisa saja dekat secara
personal, namun untuk urusan laporan kerja tetap formal. Diksi yang salah membuat kalimat susah dipahami dan bisa
berujung pada miskomunikasi.
19. Dalam membuat paragraf kadang saya terjebak dengan
kalimat yang sdh terlanjur di tulis.?
Hal tersebut sangat lumrah. Supaya tidak terjebak, buat outline pointer yang ingin
ditulis. Bisa juga menerapkan strategi free writing, yaitu tulis aja
semuanya dulu yang ada dikepala baru nanti dirapihkan lagi.
20. Bagaimana cara mengembangkan tema jika sudah mentok?
Lihat dari perpektif yang lain. Ibarat tema merupakan suatu bangun, awalnya kita menulis
dengan sudut pandang dari sebelah kiri bangunan, kembangkan dengan melihat dari
sudut sebaliknya dan sudut yang lainnya.
21. Selama ini saya menulis diblog tanpa menggunakan aturan
sama sekali. Saya biarkan tulisan saya mengalir sebebas-bebasnya. Menulis bebas
ada kenikmatan tersendiri. Rasa takut
kalau tulisan kita salah tak ada lagi. Namun jika saya mengikuti aturan yg
detail tersebut saya malah blm . Apakah tulisan saya yang gaya bebas ini
merupakan tulisan yang kurang benar. Dalam kaidah menulis?
Kaidah menulis sesuai dengan konteksnya, dan lebih berlaku
untuk penulisan formal dan penulisan akademik. Menulis di blog secara personal
dengan gaya sesuka hati, sebetulnya sah-sah saja. Tidak ada yang melarang dan
menyalahkan. Namun, bisa jadi tulisan akan sedikit susah dipahami karena tidak
sesuai dengan kaidah yang lumrah. Saran saya, sebebas-bebasnya menulis, sebaiknya kaidah dasar
menulis tetap diterapkan meski tidak seketat kalau mau menulis formal atau
akademik. Terkait dengan kata dan penggunaannya secara umum,
sebetulnya bahasa dapat dibagi menjadi 2 kategori: spoken dan written language
atau bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan biasanya kosa kata dan struktur kalimatnya
lebih sederhana, model seperti ini banyak diadaptasi untuk menulis dengan hara
personal.
Bahasa tulisan digunakan untuk penulisan formal dan akademik
yang biasanya baik kata maupun struktur kalimatnya lebih kompleks. Jadi, jika
ingin menulis formal dan akademik, pastikan yang dipakai adalah bahasa tulisan.
Bahasa tulisan sangat konsern terhadap variasi penggunaan kata, penulisan
kalimat, dan penyusunan paragraph.
Terkait dengan kalimat, 4 jenis kalimat dan fungsinya ini
perlu diperhatikan kembali, yakni; (1) Kalimat pernyataan, berfungsi untuk menceritakan sesuatu, (2) Kalimat pertanyaan, berfungsi untuk menanyakan sesuatu, (3) Kalimat perintah, berfungsi untuk menginstruksian sesuatu, (4) Kalimat seruan, berfungsi untuk mengespresikan seuatu
yang mengherankan/mengagetkan. Silakan keempatnya bisa digunakan untuk variasi tulisan,
selain menggunakan formula kalimat sederhana, gabungan, kompleks, dan campuran. Terkait dengan paragraf, ada 4 tipe yang lebih jauh perlu
diketahui, misalnya ;
Jika bapak dan ibu hanya ingin menjelaskan apa itu virus
corona, gunakan paragraf deskriptif.
Jika bapak dan ibu ingin menjelaskan asal mula virus corona,
gunakan paragraf naratif.
Jika bapak dan ibu ingin menjelaskan cara pencegahan virus
corona, gunakan paragraf ekspositori.
Jika bapak dan ibu ingin menjelaskan bahwa virus corona itu
sangat berbahaya, gunakan paragraf persuasif.
Satu lagi tentang paragraf, seperti ini gambarannya jika dikemas
dalam model humburger.
Kalimat topik ada di atas. Kalimat penjelas di tengah.
Kalimat penutup di akhir. Satu lagi tentang paragraf, seperti ini gambarannya
jika dikemas dalam model humburger.
Kalimat topik ada di atas. Kalimat penjelas di tengah. Kalimat
penutup di akhir.
Terus semangat selalu dalam menulis...! kata pak Imam, kepada kami, sebagai penutup pembicaraan yang terasa panjang pada malam ini.
Kulihat jam dindingku hampir menunjuk pukul 24.00 Wita, kurebahkan tubuh pada dipan jatiku yang baru dua hari lalu ku-cat dengan warna coklat, warna kesukaanku. Bismillah, kupejam mata tua ini, besok pagi benar aku sudah harus bangun, masih ada dua lubang kubur lagi yang mesti kugali. Malam tadi pak RT memberi kabar bahwa ada dua orang lagi warga desa kami yang baru meninggal akibat wabah corona (covid-19).
Kulihat jam dindingku hampir menunjuk pukul 24.00 Wita, kurebahkan tubuh pada dipan jatiku yang baru dua hari lalu ku-cat dengan warna coklat, warna kesukaanku. Bismillah, kupejam mata tua ini, besok pagi benar aku sudah harus bangun, masih ada dua lubang kubur lagi yang mesti kugali. Malam tadi pak RT memberi kabar bahwa ada dua orang lagi warga desa kami yang baru meninggal akibat wabah corona (covid-19).
Penulis : Rolly FN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar