Bagi guru-guru Indonensia teruslah
belajar, berkolaborasi dan terus berinovasi, berbagi ilmu bersama, dapat dimanfaatkan bagi orang lain. Bekalilah muridmu sesuai zamannya, zaman yang sangat berbeda dengan kita. Kurikulum yang sebenarnya ada pada diri kita Jangan lupa terus belajar dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.
Guru Indonesia... KALIAN HEBAT ! KALIAN KEREN !
Profil Narasumber :
Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd. Mengajar di SMPN 1 Wonosari Gunungkidul, DIY, Indonesia mengampu mata pelajaran IPA. Lahir di Sleman, 20 Nopember 1976. Pendidikan dimulai di TK Ngawen Trihanggo tahun 1981-1983. Pendidikan dasar ditempuh di SD Negeri Jambon II, Trihanggo, Sleman pada tahun 1983-1989. Kemudian melanjutkan di bangku SMP Negeri 5 Yogyakarta pada tahun 1989-1992. Pendidikan menengah ditempuh di SMU Negeri 1 Sleman jurusan IPA pada tahun 1992-1995. Pendidikan S1 di Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 1995 – 2002 pada Fakultas FMIPA jurusan Pendidikan Fisika. Melanjutkan S2 di Program Pascasarjana UNY jurusan Teknologi Pembelajaran dari tahun 2003-2006.
Aktifitas :
1. Sekretaris Komunitas Rumah Belajar Kemdiknas 2012 – sekarang
2. Sekretaris MGMP TIK Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006-2009
3. Ketua II MGMP TIK Kabupaten Gunungkidul 2009 – 2012
4. Anggota Litbang MGMP IPA Kabupaten Gunungkidul 2012-2015
5. Ketua II MGMP IPA Kabupaten Gunungkidul 2015-2017
6. Ketua MGMP SMP Kabupaten Gunungkidul 2017 – sekarang
Aktifitas :
1. Sekretaris Komunitas Rumah Belajar Kemdiknas 2012 – sekarang
2. Sekretaris MGMP TIK Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006-2009
3. Ketua II MGMP TIK Kabupaten Gunungkidul 2009 – 2012
4. Anggota Litbang MGMP IPA Kabupaten Gunungkidul 2012-2015
5. Ketua II MGMP IPA Kabupaten Gunungkidul 2015-2017
6. Ketua MGMP SMP Kabupaten Gunungkidul 2017 – sekarang
7. TIM Pengembang TIK Kabupaten Gunungkidul 2009- sekarang
7. TIM Pengembang TIK Propinsi DIY 2009 – sekarang
8. Trainer Pelatihan Blog, Pelatihan Multimedia Pembelajaran di BTKP Propinsi DIY
9. Trainer ICT di MGMP IPA dan TIK Kabupaten Gunungkidul
7. TIM Pengembang TIK Propinsi DIY 2009 – sekarang
8. Trainer Pelatihan Blog, Pelatihan Multimedia Pembelajaran di BTKP Propinsi DIY
9. Trainer ICT di MGMP IPA dan TIK Kabupaten Gunungkidul
Prestasi lomba :
1. Finalis National Inovatif Teacher Comptetition tingkat Nasional tahun 2009
2. Finalis Inovasi Pembelajaran SMP Tingkat Nasional tahun 2009
3. Juara 3 Website SMP Tingkat Propinsi DIY 2010
4. Juara 1 Website SMP tingkat Propinsi DIY 2011
5. Finalis Lomba Media Pembelajaran KI Hajar Award tingkat Nasional Tahun 2012
6. Juara 1 FIG guru SMP Tingkat Propinsi DIY Tahun 2013
7. Finalis FIG guru SMP Tingkat Nasional Tahun 2013
8. Juara 2 Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Gunungkidul tahun 2013
9. Finalis Lomba Mobile Edukasi tingkat Nasional tahun 2014
10. Finalis Lomba Mobile Edukasi tingkat Nasional tahun 2015
11. Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Kabupaten Gunungkidul tahun 2015
12. Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Propinsi DIY Tahun 2015
13. Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015
14. Penerima Anugrah Gubernur DIY thn 2015 atas Juara 1 Gupres TK Nasional.
15. Penerima SatyaLencara Bidang Pendidikan dari Presiden RI tahun 2016 atas prestasi juara 1 guru berprestasi Tingkat Nasional tahun 2015.
16. Sebagai Salah Satu Peserta Terbaik Literasi Tingkat Nasional 2017.
17. Duta Rumah Belajar Tk Nasional Th 2018 dan Duta Rumah Belajar Terinovatif Th 2018.
18. Penerima Anugrah Gubenur DIY sebagai Duta Rumah Belajar Terinovatif Thn 2018.
Address:
Jeruksari Rt 01/ RW 20, Wonosari, Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia 55812
Email : ciget_suryo@yahoo.com dan sigit.suryono@gmail.com
Jeruksari Rt 01/ RW 20, Wonosari, Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia 55812
Email : ciget_suryo@yahoo.com dan sigit.suryono@gmail.com
Ulasan yang dapat saya simpulkan dari perbincangan kami dengan pak Sigit Suryono adalah sebagai berikut :
Saya akan berbagai pengalaman dengan teman-teman berkaitan dengan keberhasilan saya dalam menjadi juara 1 guru berprestasi smp tingkat nasional tahun 2015 maupun sebagai duta rumah belajar tahun 2018. dan prestasi yang lain yang semoga bisa menjadi provokator bagi teman-teman di group ini untuk bisa mencapai hal tersebut. Sesuai dengan judul yaitu "Guru menulis dan Berprestasi" saya sebenarnya malu dengan teman-teman di group ini yang sebagian besar sudah menulis dan diterbitkan dalam bentuk buku ber isbn.... saya baru satu kali membuat buku itupun harus saya buat sama istri selama 9 tahun baru bisa jadi 1 buku kumpulan cerpen.... yang dengan judul "aku ingin menghitung rembulan" pada tahun 2017 berhasil menjadi salah satu desiminator terbaik literasi smp tingkat nasional. "betapa sulitnya saya membuat karya". Namun itu sisi sebagai penulis buku saya susah. Mhn maaf ya.... namun di sisi lain saya sering membuat coretan artikel, berita dan juga tutorial yang lumayan banyak yang saya upload di web saya yaitu di ciget.info maupun di inobel.id, bisa dikatakan saya satu madzab dengan Om Jay guru yang senang menulis di blog.
Hal pertama yang ingin saya sharingkan pada teman-teman adalah tentang bagaimana saya bisa meraih juara 1 Guru berprestasi tingkat Nasional pada Tahun 2015. Untuk mencapai kejuaran tersebut saya sebenarnya mulai menyiapkan diri sejak awal saya bekerja di SMP Negeri 1 Wonosari. Tepatnya pada saat itu saya masih CPNS diminta untuk mengikuti kegiatan seleksi simposium tingkat Propinsi DIY tahun 2006. Saya melihat ada peluang yang saya rekam dari senior-senior saya saat pelaksanaan simposium tersebut yaitu banyak dari peserta simposium yang ahli dalam penelitian namun belum banyak yang menguasai TIK, sedangkan teman-teman yang menguasai TIK banyak yang tidak mau melakukan penelitian bahkan malas menulis laporan. Simposium pada waktu itu diikuti oleh semua ketua MGMP SMP maupun pengurus hampir semua bidang study yang ada di propinsi DIY dan setiap Kabupaten wajib untuk mengirimkan peserta dalam kegiatan tersebut. Itu sebagai sebuah tantangan dan peluang bagi saya untuk mempromosikan diri kepada para senior, hal tersebut dikarenakan saya pada tahun 2006 sudah menyelesaikan S2 untuk jurusan Teknologi Pembelajaran (walaupun harus kuliah 11 tahun karena S1 hampir DO 7 tahun ditambah langsung S2 3,3 tahun itulah senjata yang handal bagi saya).
Jadi untuk keberhasilan awal yang saya rasakan adalah: 1. Pendidikan amat penting bagi kita saat akan terjun ke dunia kerja ( saya sudah diberi senjata yang tajam oleh orang tua), 2. Pemilihan jurusan S2 yang tidak linier bagi saya pada saat itu karena pingin punya keahlian yang belum banyak dimiliki oleh teman-teman di dunia pendidikan pada saat itu. Dari simposium tersebut saya mulai diminta untuk mengajar Powerpoint, flash, blog, dan lain-lain dari sekolah-sekolah di wilayah kabapaten gunung kidul, lintas MGMP, dan juga diminta untuk menjadi trainer kegiatan di tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi. Kemudian ajang lomba mulai saya jajaki, kegagalan setiap mengirimkan karya, dan proposal berkali-kali. Namun pantang menyerah terus mencari informasi lomba lewat web maupun blog tentang info lomba. jangan tunggu informasi dari dinas karena pasti akan terlambat... kegagalan-kegagalan yang ada di depan mata saat lomba, bahkan karya terbaik yang saya buatpun masih kalah.... dalam lomba padalah pada saat itu karya yang saya buat lebih baik dari karya peserta lomba lain? "Inilah masalah baru bagi pemain lomba". Oleh karena itu saya riset kenapa selalu kalah... saya renungkan akhirnya mulai tahun 2009 saya sudah mulai mencicipi hasil kejuaran dari tingkat kabupaten, regional, maupun propinsi, namun di tingkat nasional saya selalu kalah dalam 6 kali berhasil menjadi finasil lomba tingkat nasional apa sih yang menyebabkannya ???
Saat kita benar-benar ingin mengikuti lomba tingkat nasional maka kita harus melakukan: (1) Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya karya yang akan kita ikut lombkan (kecuali masih tahap awal karena hanya ingin mencoba berhasil/tidak ya gagal/tidak), (2) Karya yang kita ikutkan dalam lomba bukan karya yang instan artinya karya yang kita buat tidak maksimal karena hanya membuat karya saat akan ada lomba, namun siapkanlah karya yang dibuat itu jauh hari bahkan mungkin 1 tahun pengerjaan yang di dalamnya ada jiwa dan ruh kita, semangat kita. (3) Jika kita lolos ke nasional perlu di lihat kembali apasih yang akan dinilai saat kita mengikuti lomba tersebut, apakah karyanya ataukah presentasinya (hal ini sangat penting saat kita mengikuti suatu lomba), (4) Siapkan diri, pribadi, mental dan juga fokus pada lomba, (5) saat presentasi lomba fokus pada materi yang akan kita sampaikan, jangan sampai keluar dan menyimpang dari presentasi yang kita siapkan karena akan banyak memakan waktu.
Kegagalan-kegagalan di awal saya ikut lomba di tingkat nasional karena pada saat pemaparan saya dulu sering melakukan presentasi yang keluar jalur bukan pada pokok media atau penelitian yang saya buat misalnya( siapa saya, prestasi apa yang saya miliki, membanggakan organisasi, sekolah, maupun yang lainnya sehingga keluar jalur dari presentasi yang seharusnya saya harus fokus pada media yang saya presentasikan) itu penting sekali karena saya pernah gagal di ajang inobel tahun 2009 saat itu saya kehabisan waktu karena hanya menceritakan siapa saya, dan lain-lain yang akhirnya harusnya dari teman-teman peserta pada saat itu menilai saya bisa masuk 3 besar ternyata tidak masuk ...... pengalaman pahit ! Kalau gagal maka kita harus melakukan evaluasi. kalau menang jangan jumawa karena suatu saat bisa juga kita akan kalah ketika tidak bisa kontrol diri "AKU-nya muncul" sehingga saat presentasi di lomba lain bisa kalah dengan orang lain. Maka saran saya pada teman-teman di group ini dan tentu buat saya sendiri mari kita terus belajar-belajar-dan belajar, belajar dimana saja, kapan saja dengan siapa saja" (seperti slogan Rumah Belajar) ya. Hal yang saya tuliskan diatas adalah pengalaman saya saat mengikuti lomba-lomba yang selalu gagal .... kemudian bagaimana saya bisa jadi juara guru berprestasi tingkat nasional tahun 2015, apa yang saya lakukan dan apa yang saya persiapkan.
Mencari Pedoman Pemilihan Guru Berprestasi pada tahun penyelenggaraan dilaksanakan jika belum keluar pedomannya dapat menggunakan pedoman pada tahun sebelumnya. (1) Cermati isi dari pedoman tersebut berkaitan dengan proses penilaian dari tingkat Kabupaten, Tingkat propinsi, dan tingkat Nasional. (2) Buat portofolio 8 tahun terakhir sesuai dengan ketentuan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi.[ kumpulkan semua karya bapak ibu guru yang sudah dibuat selama 8 tahun terakhir, untuk bukti fisik berupa Surat tugas, piagam, dll, diligalisir oleh atasan langsung]. Untuk tahun 2015 syarat portofolio kita adalah 8 tahun. itu hal yang menantang bagi peserta gupres maka penting untuk mengarsipkan semua kegiatan yang pernah kita lakukan dari tahun ke tahun ( alhamdulillah karena pengalaman tahun 2006 tersebut saya masih memiliki semua arsip yang dibutuhkan untuk mengikuti gupres, seperti undangan, catatan singkat/ laporan singkat setiap kegiatan yang saya ikuti, foto, video dan dokumentasi, piagam dan sertifikat yang lain selama 8 tahun tersebut hampir semuanya lengkap sehingga memudahkan untuk menyusun portofolio tersebut). (3) Persiapkan naskah inovatif dan sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan masing-masing karya. Tampilkan karya inovasi terbaik yang bapak/ ibu guru miliki dan selalu memperhatikan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi tingkat nasional.[ karya bisa berupa PTK, best practice, maupun penelitian yang lainnya seperti penelitian eksperimen, penelitian R&D, dll] jangan lupa buat presentasinya menggunakan Ms Powerpoint atau yang lainnya. (4) Buat makalah evaluasi diri mengapa saya layak sebagai guru berprestasi dengan tema dan tata penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi. [ jika dalam pedoman tidak ada makalah evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu dibuat]. (5) Persiapkan video pembelajaran untuk satu tatap muka yang mencerminkan proses pembelajaran yang benar sesuai dengan rpp yang kita buat. [ syarat yang maju ke tingkat nasional].
Setelah itu semua siap maka hal yang kita lakukan adalah melalui tahapan-tahapan seleksi guru berprestasi dari tingkat kabupaten sampai nasional yaitu: Kegiatan penilaian di masing-masing jenjang seperti yang sudah saya ikuti pada tahun 2015 meliputi:
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Gunung Kidul yaitu: (1) Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional. (2) Test Wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Prefesional, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Kepribadian. (3) Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Propinsi DIY yaitu :
(1) Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional. (2) Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional. (3) Psikotest. (4) Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional yaitu : (1) Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional. (2) Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional. (3) Psikotest. (4) Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Jika ingin melihat komponen portofolio yang saya gunakan untuk lomba gupres tahun 2015 dapat dilihat di web saya : Contoh Portofolio Gupres http://ciget.info/wp-content/uploads/2016/04/3.pdf
Ulasan yang dapat saya simpulkan saat sesi tanya jawab dengan pak Sigit Suryono yaitu :
1. Apa saja yang dinilai pada saat presentasi
karya? pak Sigit : Paling utama yang dinilai saat presentasi adalah penguasaan pada
karya kita itu sendiri adalah nilai yang utama, kebanyakan kita gagal saat
presentasi karena kita kurang menguasari karya kita secara detail baik dalam
file presentasinya maupuan laporan yang kita buat. (Hal ini bisa terjadi
dikarenakan kita merasa bahwa kita sudah menguasai karya yang kita buat sendiri
tanpa di baca ulang, tanpa dipahami ulang) maka saat akan presentasi jauh hari
saya sudah membaca berulang-ulang dan juga mencoba mempresentasikan secara
tepat dan durasi waktu yang kita butuhkan kita mempraktekkan juga presentasi
yang akan kita lakukan secara berulang ulang untuk menghindari noise
"gangguan" baik dari diri sendiri misal nerves dan kurang siap, mapun
dari alat yang kita gunakan untuk presentasi seperti file error, laptop bermasalah,
listrik mati dll"). Perlu memperhatikan pertanyaan yang di ajukan oleh
juri kita jawab dengan baik jika kita sudah siap.
2. Bagaimana menyiasati jika
persiapan yang kita lakukan ternyata tidak sesuai dengan tema lomba? pak Sigit : Pasti akan muncul nervous
dan mental down. Kalau judul yang
kita buat lolos masuk ke tahap selanjutnya untuk dipresentasikan di ajang lomba
walupun temanya salah. Hal ini pernah saya lihat (yang mengalami teman dari
daerah sumatra saya lupa nama beliau) saat lomba Forum Ilmiah Guru Tingkat
Nasional tahun 2013. Beliau salah tema, salah penelitian namun tetap bisa lolos
ke nasional) yang beliau lakukan adalah tetap menyampaikan materi presentasi
dengan mantap, fokus dan saat ditanya oleh juri temanya kok tidak sesuai dengan
tema lomba, beliau menjawab dengan tenang, dan fokus walaupun tidak juara),
namun intinya kita menguasai betul karya yang kita buat dan kita kerjakan dan
berusaha secara maksimal mempresentasikan pada ajang lomba tersebut.
3. Motivasi diri bapak sangat kuat, bagaimana
dan apa resepnya? pak Sigit : Resep dari ibu saya "Menang cacak kalah cacak" dan juga
dorongan dan motivasi yang kuat dari istri yang siap mereviuw karya saya
kebetulan istri satu jurusan di Teknologi pembelajaran. Kami bersinergi dengan
baik.
4. Untuk Gupres ini berdasarkan
ajuan pribadi atau sudah ditunjuk oleh dinas pendidikan? pak Sigit : Untuk Gupres saya mengikuti seleksi 2 kali tahun 2013, baru juara 2
tingkat kabupaten, kemudian mengikuti kembali tahun 2015 yang diajukan oleh kepala sekolah untuk mengikuti
seleksi tingkat kabupaten karena pada tahun tersebut tidak ada guru di sekolah
saya yang mau (sebelumnya digilir pertahun sudah ditunjuk oleh kepala sekolah 2
tahun sebelum lomba Gupres), sehingga kepala sekolah saya meminta saya untuk
maju di tahun 2015 dan alhamdullillah saya lebih siap dan lebih komplit dari
tahun 2013 sehingga bisa jadi juara 1 di kabupaten sampai juaran 1 nasional.
Lawan di kabupaten tahun 2015 saya 22 orang guru, di propinsi 5 guru (di DIY hanya
5 Kabupaten) di Nasional tahun 2015 ada 33 propinsi.
5. Siapakah orang-orang paling
berpengaruh di balik prestasi bapak? pak Sigit : Orang yang berpengaruh pada keberhasilan saya : 1. Bapak-ibu saya
yang sudah mempercayai untuk belajar terus walaupun hampir gagal (DO), 2. Istri
saya yang terus memotivasi dan mereview penelitan dan karya saya, 3. Keluarga
besar sekolah saya dari kepala sekolah, guru dan siswa yang membebaskan saya
untuk selalu bereksprerimen dan berinovasi, dan dinas Dikpora baik propinsi
maupun kabupaten yang memberi kesempatan
kepada saya untuk berbagi ilmu.
6. Untuk ikut lomba harus menyiapkan
portofolio 8 tahun. Secara otomatis bapak memang sdh menyiapkan waktu sangat
panjang. Apa yang membuat anda memilih mengikuti lomba dan harus siapkan berkas
selama 8 tahun? pak Sigit : Gupres sebenarnya bukan pilihan, namun itu semua merupakan rekam
jejak saya selama mengajar, berinovasi, dan juga melakukan penelitian. Hal itu
karena dorongan bapak ibu saya agar selalu disiplin untuk naik pangkat setiap 2
tahun sekali dan saya pernah membantu ibu saya saat saya masih kuliah
pemberkasan ke IV.b ibu, sehingga saya mengikuti jejak beliau untuk menyimpan
hampir semua arsip yang penting dan ternyata dapat dimanfaatkan di kemudian
hari tepatnya tahun 2013 dan 2015 bisa saya gunakan.
7. Ketika saya ingin membuat PTK
tentang metode pembelajaran dan diterapkan ke siswa saya hasilnya selalu sesuai
yang saya harapkan sehingga saya merasa gagal. Akibatnya tidak mungkin dibuat
laporan PTK. Saya lihat kebanyakan teman-teman juga data nilai siswa tidak ada
yang asli. Mohon bantuan sarannya pak, apa yang harus saya lakukan untuk bisa
mendapatkan data asli seperti harapan saya? pak Sigit : Untuk PTK seharusnya yang benar adalah yang ibu lakukan sesuai
dengan apa adanya bukan dibuat-buat nilanya, sehingga ibu buat aja laporannya
sehingga bisa digunakan untuk dupak dan pengembangan diri.
8. Apakah untuk mengikuti seleksi Gupres (memiliki buku dan karya
sastra lain) dibutuhkan dalam seleksi? pak Sigit : Buku dan karya sastra hanya sebagian kecil dari Karya ilmiah
maupun publikasi ilmiah. Pada saat saya mengikuti seleksi gupres tahun 2015
saya tidak mempunyai buku maupun karya sastra namun saya menggunakan berbagai
artikel yang saya tulis di blog saya di ciget.info,
sedangkan untuk hal yang menonjol yang memang kekuatan paling besar saya adalah
di bidang TIK dan karya saya yang paling banyak adalah media pembelajaran: http://ciget.info/wp-content/uploads/2016/04/3.pdf
9. Bagaimana cara membuat power
point yang baik? Berhubungan dengan materi nggih pak? Apakah power point satu
halaman/lembar? pak Sigit : Untuk membuat power point harus kita siasati dengan melihat waktu
presentasi sehingga biasanya 10 menit, maka untuk mensiasati penting untuk
belajar infografis sehingga informasi yang kita buat bisa menampilkan hampir
semua karya kita dengan sedikit slide. Biasanya yang dibuat slide hanya di bab
1, bab III, IV, dan V.
10. Bapak pernah menulis 9 tahun baru
selesai, kenapa bisa begitu? Tolong bagi kisahnya! pak Sigit : Karya yang saya buat bersama istri ini berupa cerpen hanya 10
judul, namun cerpen ini mengisahkan perjalan anak saya yang pertama Muhammad
Yunus Baskara, dari kecil sampai besar setiap ada pertanyaan yang menggelitik
dan susah untuk dijawab oleh saya maupun istri akhirnya jadi cerpen dan itupun
butuh waktu yang lama dari bayi sampai dia berumur 10 tahun. Sehingga karya
tersebut benar-benar saya jiwai dan saat presensi pada saat desiminasi tingkat
nasional bisa menjadi salah satu yang terbaik. Karena penjiwaan dan penguasaan karya.
11. Jelaskan tips-tips agar bisa
menjadi pemenang Duta Rumah Belajar Nasional? Untuk menjadi Gupres harus
memberikan evaluasi diri, adakah contoh naskahnya pak?
pak Sigit : Untuk menjadi Duta Rumah Belajar maka tips yang harus dilakukan adalah dengan cara mengikuti seleksi Duta Rumah Belajar melalui web http://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id selanjutnya mengikuti seleksi tiap level dari level 1 sampai level 4, dan jangan lupa kita tulis semua aktivitas dan kegiatan kita saat mengikuti seleksi tiap level tersebut di web/ blog kita, selanjutnya kita kita melakukan sosialisasi ke sekolah kita dan beberapa sekolah yang ada di sekitar kita jangan lupa tetap di catat dan ditulis serta ada foto ataupun video yang kita buat dan di publish di web / blog. itu akan berguna saat kita terpilih menjadi Duta Rumah Belajar karena akan ada seleksi kembali untuk memilih yang terbaik, terinovatif maupun terkreatif. saya mendapatkan yang terinovatif pada saat itu karena semua kegiatan yang saya lakukan tercatat dan bisa ditampilkan pada panitia seleksi Duta Rumah Belajar. Untuk naskah best practice nanti saya upload berikan linknya.
pak Sigit : Untuk menjadi Duta Rumah Belajar maka tips yang harus dilakukan adalah dengan cara mengikuti seleksi Duta Rumah Belajar melalui web http://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id selanjutnya mengikuti seleksi tiap level dari level 1 sampai level 4, dan jangan lupa kita tulis semua aktivitas dan kegiatan kita saat mengikuti seleksi tiap level tersebut di web/ blog kita, selanjutnya kita kita melakukan sosialisasi ke sekolah kita dan beberapa sekolah yang ada di sekitar kita jangan lupa tetap di catat dan ditulis serta ada foto ataupun video yang kita buat dan di publish di web / blog. itu akan berguna saat kita terpilih menjadi Duta Rumah Belajar karena akan ada seleksi kembali untuk memilih yang terbaik, terinovatif maupun terkreatif. saya mendapatkan yang terinovatif pada saat itu karena semua kegiatan yang saya lakukan tercatat dan bisa ditampilkan pada panitia seleksi Duta Rumah Belajar. Untuk naskah best practice nanti saya upload berikan linknya.
12. Bagaimana cara menghadapi
pertanyaan dari juri yang tidak bisa kita prediksi? pak Sigit : "Improvisasi " pertanyaan juri yang tidak kita prediksi
maka kita harus tetap tenang, dan fokus, serta berusaha menjawab sebaik mungkin
pertanyaan juri tersebut dengan jujur.
13. Kegagalan adalah sukses yang
tertunda. Kegagalan menjadi cambuk buat kita menjadi lebih semangat. Ketika berhasil
Gupres, jika ada biayanya, apakah dinas terkait membantu bapak untuk persiapan
ke tingkat selanjutnya dalam hal pendanaan? Ataukah biaya sendiri? pak Sigit :
Semua biaya sendiri, tahun 2015 saat juara 1 kabuaten tidak ada
penghargaan dalam bentuk rupiah. Saya menerima penghargaan dalam bentuk plakat
saja, dan diberi baju batik, sementara saat di propinsi saat juara 1 dapat uang
pembinaan 5 juta itupun diterima tidak langsung sehingga saat ke nasional masih
tetap biaya sendiri. Namun, saya sudah terbiasa lomba dengan biaya sendiri yang
kita butuhkan adalah surat ijin, maupun surat tugas dari atasan sehingga kita
legal untuk mengikuti kegiatan berbagai lomba.
14. Apakah faktor pendidikan sangat
berpengaruh dalam penilaian Gupres? pak Sigit : Pendidikan tidak terlalu berpengaruh pada gupres walupun nilai
untuk S1, S2, maupun S3 berbeda itu saat penilaian portofolio, namun jika karya
kita lebih baik dan lebih banyak, serta saat presentasi kita lebih baik dari
yang memiliki pendiidkan lebih tinggi, maka kita pun pasti akan jadi juaranya. Hal
ini saya ketahui karena saya jari juri untuk seleksi Gupres di kabupaten Gunung
Kidul dari tahun 2016-2018. Namun, beda daerah saya juga tidak bisa menjawab, mungkin
ada subjektifitas berkaitan dengan pendidikan. Namun, jika petunjuk peniliaan
di pedoman Gupres digunakan selisih pendidikan hanya sedikit dan bisa dikejar
dengan karya dan produk yang lain.
15. Bagaimana strategi kita, agar
menghasilkan Best Practice dalam
kurun waktu 1 tahun ?
pak Sigit : Yang terpenting untuk Best Practice mengacu pada tahun lalu jika belum ada pedoman Gupres tahun ini, dan tinggal menyempurnakan Best Practice tahun yang lalu dengan inovasi bisa di tampilan, di presentasi, maupun perbaikan naskah.
pak Sigit : Yang terpenting untuk Best Practice mengacu pada tahun lalu jika belum ada pedoman Gupres tahun ini, dan tinggal menyempurnakan Best Practice tahun yang lalu dengan inovasi bisa di tampilan, di presentasi, maupun perbaikan naskah.
16. Seberapa greget guru-guru sekarang untuk berkarya, berinovasi dan
berprestasi? Adakah peran kepala sekolah untuk greget guru dalalm hal tersebut? pak Sigit : Saat ini guru semakin banyak yang berkarya, beinovasi maupun
memiliki prestasi yang baik dan menurut saya sendiri peran kepala sekolah
penting namun yang lebih utama adalah
diri kita sendiri sejauh mana kita akan maju dan berkembang tentu hal itu dari
diri kita sendiri.
17. Setelah capaian anda yg luar biasa ini. Apalagi target capaian yg ingin anda raih? pak Sigit : Target mencari bonus misalnya; Desiminasi adalah bonus, DRB adalah bonus... kita tetap berkarya siapa tau bisa mencari bonus yang lain.... Alhamdulillah proposal saya hari ini bisa lolos untuk mendapatkan untuk research grants dari seaqis P4TKIPA yang diumumkan hari ini ... itu adalah juga bonus. Maka karena target sudah tercapai tetaplah bekerja, berkarya dan berikhtiar siapa tau bisa berguna dan bermanfaat kedepannya.
SALAM GURU INDONESIA...!
Penulis : Rolly FN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar