Kubuka jendela kecil kamarku, kudengarkan sapaan malam dan gurauan daun-daun yang tak pernah kumengerti, gerimis yang turun sejak sore tadi menambah sepi dan dingin malam ini, sesekali terdengar suara perkutut milik tetangga memperdengarkan bunyinya yang merdu. Kuseduh kopi panas diatas mejaku, kuhirup sedikit... rasa dan aromanya menenggelamkan lamunanku.
Malam ini saya dan kawan-kawan berbincang seru...! seperti hari-hari sebelumnya, Om Jay (Wijaya Kusumah) si pak kumis yang tampan itu telah menyodorkan seorang narasumber guru SD peraih Penghargaan Inovasi Belajar (Inobel) Terbaik Nasional , dengan inovasi Planetarium Bekamnya, bapak TRI AGUS CAHYONO, M.Pd, saya memanggilnya pak Agus, usianya masih relatif muda, dibanding saya. Setiap hari pak Agus ini bolak balik dari Pacitan ke Gunungkidul menempuh jarak 70 km (PP 140 km). Di perjalanan pak Agus sering memikirkan apa yang
harus dilakukan bersama anak-anak di sekolah.
Oleh tuan rumah Om Jay diberikan profil narasumber sebagai pembuka diskusi high class malam ini:
Tri Agus Cahyono, M.Pd, lahir di Pacitan, 22 Agustus 1982. Keseharian bekerja sebagai guru di SD Negeri Belik Tepus Kecamatan Tepus, Gunungkidul. Alamat rumah RT. 01 RW. 03 Menadi Kec./Kab. Pacitan Jawa Timur. Penulis menamatkan pendidikan terakhir Program Studi Pacsasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) jurusan Magister Pendidikan Dasar-IPA tahun 2015 melalui beasiswa P2TK Dikdas dengan predikat Cum Laude. Aktif sebagai ketua KKG Gugus V Purwodadi, Tepus Gunungkidul, DIY.
Penulis telah mendapatkan berbagai penghargaan sebagai berikut:
- Guru Berdedikasi Daerah Khusus TK. Nasional Tahun 2016;
- Juara I Perlombaan Karya Inovasi Pembelajaran TK. Nasional Tahun 2016 kategori MIPA;
- Penghargaan Short Course ke Jepang Tahun 2017;
- Finalis Olimpiade Guru Nasional (OGN) TK. Nasional Guru Kelas SD Tahun 2018.
- Finalis Guru Berdedikasi TK Nasional SD 2019
Pada hakikatnya sebuah karya inovasi adalah puncak dari
proses belajar seseorang. Sesuai taksonomi Bloom yg telah direvisi oleh Krathwool, ada 6 tahapan berfikir kognitif yakni ; (1) Mengingat /C1 (2) Memahami/C2, (3) Menerapkan/C3, (4) Menganalis/C4, (5) Mengevaluasi/C5, (6) Menciptakan /C6.
Dalam taksonomi tersebut Karya inovasi adalah sebuah tahapan
puncak dari proses berfikir.
Jadi ketika kita menginginkan sebuah karya inovasi yang
baik, maka kita tidak boleh melewati tahapan-tahapan tersebut.
Jangan sampai kita berinovasi tapi: (1) Tidak tahu ilmunya, (2) Tidak paham maksudnya, (3) Tidak pernah menggunakan, (4) Tidak bisa menganalisis bagian-bagiannya, (5) Tidak bisa menilai kelebihan dan kekurangannya. Jadi intinya jika anda ingin menciptakan karya inovasi maka anda harus belajar menguasai materi keilmuan dari karya tersebut. Ketika final lomba Karya Inobel yg dinilai bukan sekedar bagaimana karya tersebut atau karya tulisannya tetapi yang paling penting dan lebih utama adalah bagaimana penciptanya/inovatornya yang akan ditelisik oleh dewan juri melalui presentasi dan tanya-jawab. Nah bagaimana cara kita belajar untuk meningkatkan kualitas diri dan sekaligus menciptakan sebuah karya inovasi adalah dengan bekerja. Belajar kita lakukan pada saat mengajar. Cara belajar paling baik adalah dengan mengajar.
Tanya jawab yang terjadi antara kami dengan pak Agus, yang dapat saya rangkum seperti;
1. Apa yang membuat bapak tertarik melakukan inovasi pembelajaran di kelas bapak? pak Agus : Setelah kita belajar, mengingat, memahaminya, menerapkannya, menganalisisnya, kita pasti mengevaluasinya (kekurangan dan kelebihan). Disitulah rasa ketidakpuasan akan muncul, dan daya cipta kita sebagai manusia ( kreativitas) akan muncul. Nah sekarang bagaimana kita memilih bidang yang akan kita buat inovasinya. Kuncinya "APIK" (saya kutip dari Pak Arif Edi); (1) Asli (jangan menjiplak), (2) Perlu atau benar-benar dibutuhkan, (3) Inovativ, (4) Konsisten.
Saya berikan contoh karya inovasi yang mendapatkan penghargaan Inobel 2016. Namanya media "Planetarium Bekam". Media ini adalah hasil dari ketidak puasan terhadap media konvensional yang selama ini kami gunakan yaitu globe. Bertahun-tahun menggunakan globe hasilnya selalu biasa-biasa saja. Anak tidak tertarik/kurang termotivasi dan prestasi belajar kurang memuaskan . Prestasi kurang lebih disebabkan kurangnya motivasi anak-anak. Motivasi rendah lebih disebabkan materi bukan pada zona motivasi (jangkauan anak). Zona motivasi anak itu adalah sesuatu yg menantang namun bisa dikerjakan. Jadi jika materi terlalu sulit dan terlalu mudah maka dipastikan anak kurang termotivasi. Ketika menggunakan globe dalam pembelajaran IPA untuk menerangkan materi pergerakan Bumi & Bulan, anak dipaksa berfikir sangat abstrak. Jadi penasaran dengan media ini, Fungsi media ini adalah mempermudah observasi. Ketika anak memperbandingkan globe yang diperagakan dengan lampu senter dan mengakomodasikan dengan kejadian sebenarnya antara Bumi, matahari, dan bulan sangat sulit. Disinilah ketidakpuasan terhadap globe muncul.
Saya berikan contoh karya inovasi yang mendapatkan penghargaan Inobel 2016. Namanya media "Planetarium Bekam". Media ini adalah hasil dari ketidak puasan terhadap media konvensional yang selama ini kami gunakan yaitu globe. Bertahun-tahun menggunakan globe hasilnya selalu biasa-biasa saja. Anak tidak tertarik/kurang termotivasi dan prestasi belajar kurang memuaskan . Prestasi kurang lebih disebabkan kurangnya motivasi anak-anak. Motivasi rendah lebih disebabkan materi bukan pada zona motivasi (jangkauan anak). Zona motivasi anak itu adalah sesuatu yg menantang namun bisa dikerjakan. Jadi jika materi terlalu sulit dan terlalu mudah maka dipastikan anak kurang termotivasi. Ketika menggunakan globe dalam pembelajaran IPA untuk menerangkan materi pergerakan Bumi & Bulan, anak dipaksa berfikir sangat abstrak. Jadi penasaran dengan media ini, Fungsi media ini adalah mempermudah observasi. Ketika anak memperbandingkan globe yang diperagakan dengan lampu senter dan mengakomodasikan dengan kejadian sebenarnya antara Bumi, matahari, dan bulan sangat sulit. Disinilah ketidakpuasan terhadap globe muncul.
Kita analisis kelebihan dan kekurangan globe dalam menjelaskan materi tersebut .Kelebihan: (1) Model yg paling sesuai, (2) Ada di sekolah, (3) Mudah digunakan, (4) ...dll. Kekurangan: (1) Tidak bisa menampilkan bagaimana kenampakan langit dari bumi saat diperagakan. Meskipun anak kelas 6 sudah mampu berfikir abstrak namun kemampuan tersebut masih terbatas. Khusus pada gerak semu atau bukan gerak sebenarnya anak sangat kesulitan untuk menerima konsep tersebut. Semisal Gerak semu harian matahari. Kita menyampaikan ke anak bahwa gerak semu harian matahari. Matahari tidak bergerak tetapi yg bergerak adalah bumi. Kelemahan globe tadi adalah tidak bisa menampilkan bagaimana gerak semu matahari. Sehingga menjadi sulit bagi anak, maka anak akan lemah motivasinya untuk terus belajar. Itu kendala yg harus diselesaikan.
2. Apakah karya inobel yang juara mesti ada unsur TIK- nya...? Pak Agus : Tidak selalu, tergantung kebutuhan. Karya manual sederhana namun idenya luar biasa akan dapat melebihi karya yg berbasis TIK. Kelebihan dari sebuah karya bukanlah dari sifat modern atau
tradisionalnya tetapi lebih kepada kebermanfaatan, ide, dan kemudahan
untuk digunakan dan direplika oleh orang lain. Meskipun karya berbasis
TIK kelihatan lebih keren tetapi sulit untuk ditiru dibuat oleh guru
lain atau sulit diaplikasikan di daerah-daerah tertentu maka nilainya akan
kurang.
3. Yang manakah media / alat peraga yang lebih pertimbangkan oleh dewan juri saat kita mengikuti lomba inobel apakah yang bersifat tradisional atau modern ?. Tentu dengan telah memperhatikan fungsi dan kegunaanya dalam pencapaian IPK siswa ? Pak Agus :
4. Bagaimana kerja sama guru dan kepsek di sekolahmu melihat dan mendukung prestasi anda? Pak Agus : Bapak Kepala sekolah kami baik yang lama maupun yang baru sangat mendukung kegiatan-kegiatan tersebut..
5. Apa yang membuat bapak menjadi Guru Berdedikasi Daerah Khusus tk Nasional tahun 2016, apa kiat-kiat sukses bapak? Pak Agus : Syarat guru berdedikasi dulu 2016 adalah penunjukan dinas propinsi kabupaten yang diambilkan dari Gupres (sekolah khsusu) peringkat terbaik. Kalau 2019 adalah dengan pendaftaran melalui akun kesharlindung Dikdas dan rekomendasi Dikpora propinsi. minimalkan administrasi, lebih ke hal-hal aplikatif dalam mengajar, ingat kita adalah guru, tugas utama kita mengajar, administrasi kebanyakan hanyalah formalitas jadi utamakan administrasi yang penting-penting saja.
6. Untuk karya inobel... adakah kriterianya? Pak Agus : Pendaftaran inobel adalah melalui seleski karya tulis, maka buat karya tulis secara APIK. Judul yg menarik, segar/baru, berbeda dari yg lain dan tentu saja harus lolos uji smiliarity maksimal 30% turnitine.
7. Untuk karya yg bagus apakah dilihat dari multifungsinya? Pak Agus : Tidak perlu banyak fungsi tetapi berpengaruh dan mempunyai rentetan keberhasilan dalam menyelesaikan masalah. Karya tulisnya yg paling bagus adalah karya pengembangan (Research & design). Kalau tidak bisa lebih baik bestpractise. Silahkan terapkan APIK tadi menurut kondisi anda sendiri. Kunci Inovasi; (1) Menemukan baru, (2) Menyempurnakan yang lama.
8.Untuk pembuatan makalah karya inobel apakah seperti PTK? perlu dicantumkan rumusan masalah?
Pak Agus : Sebenarnya banyak karya inovatif yang bisa dibuat tapi bila di sekolah alat praktikumnya sudah banyak.
Kesimpulan : Dalam berinovasi jangan memikirkan masalah yang bersumber dari luar seperti lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, dll tetapi FOKUS pada KOMPETENSI DIRI itulah yang akan memudahkan kita menemukan hal-hal/ide penting yg membantu keberhasilan pembelajaran. Sehingga tidak hanya inobel yg kita dapat,.. OGN akan dapat, Gupres juga akan kita dapat. Jadi tingkatkan kualitas diri untuk karya yg berkualitas. T
Sekilas gambaran Inobel karya pak Agus :
3. Yang manakah media / alat peraga yang lebih pertimbangkan oleh dewan juri saat kita mengikuti lomba inobel apakah yang bersifat tradisional atau modern ?. Tentu dengan telah memperhatikan fungsi dan kegunaanya dalam pencapaian IPK siswa ? Pak Agus :
4. Bagaimana kerja sama guru dan kepsek di sekolahmu melihat dan mendukung prestasi anda? Pak Agus : Bapak Kepala sekolah kami baik yang lama maupun yang baru sangat mendukung kegiatan-kegiatan tersebut..
5. Apa yang membuat bapak menjadi Guru Berdedikasi Daerah Khusus tk Nasional tahun 2016, apa kiat-kiat sukses bapak? Pak Agus : Syarat guru berdedikasi dulu 2016 adalah penunjukan dinas propinsi kabupaten yang diambilkan dari Gupres (sekolah khsusu) peringkat terbaik. Kalau 2019 adalah dengan pendaftaran melalui akun kesharlindung Dikdas dan rekomendasi Dikpora propinsi. minimalkan administrasi, lebih ke hal-hal aplikatif dalam mengajar, ingat kita adalah guru, tugas utama kita mengajar, administrasi kebanyakan hanyalah formalitas jadi utamakan administrasi yang penting-penting saja.
6. Untuk karya inobel... adakah kriterianya? Pak Agus : Pendaftaran inobel adalah melalui seleski karya tulis, maka buat karya tulis secara APIK. Judul yg menarik, segar/baru, berbeda dari yg lain dan tentu saja harus lolos uji smiliarity maksimal 30% turnitine.
7. Untuk karya yg bagus apakah dilihat dari multifungsinya? Pak Agus : Tidak perlu banyak fungsi tetapi berpengaruh dan mempunyai rentetan keberhasilan dalam menyelesaikan masalah. Karya tulisnya yg paling bagus adalah karya pengembangan (Research & design). Kalau tidak bisa lebih baik bestpractise. Silahkan terapkan APIK tadi menurut kondisi anda sendiri. Kunci Inovasi; (1) Menemukan baru, (2) Menyempurnakan yang lama.
8.Untuk pembuatan makalah karya inobel apakah seperti PTK? perlu dicantumkan rumusan masalah?
Pak Agus : Sebenarnya banyak karya inovatif yang bisa dibuat tapi bila di sekolah alat praktikumnya sudah banyak.
Kesimpulan : Dalam berinovasi jangan memikirkan masalah yang bersumber dari luar seperti lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, dll tetapi FOKUS pada KOMPETENSI DIRI itulah yang akan memudahkan kita menemukan hal-hal/ide penting yg membantu keberhasilan pembelajaran. Sehingga tidak hanya inobel yg kita dapat,.. OGN akan dapat, Gupres juga akan kita dapat. Jadi tingkatkan kualitas diri untuk karya yg berkualitas. T
Ciptakan Planetarium Bekam, Guru SD Raih Penghargaan Inobel Terbaik Nasional
Dilatarbelakangi tidak maksimalnya globe konvensional sebagai media
untuk pembelajaran mata pelajaran IPA pada materi rotasi dan revolusi
bumi, Guru SDN Belik, Purwodadi, Tepus, Tri Agus Cahyono, M.Pd
berinovasi menciptakan media pembelajaran berupa Planetarium Bekam.
Ketika
pelaksanan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), ia sering menemui siswa
tidak mempunyai antusiasme, seperti misalnya tidak memperhatikan ketika
guru memberikan penjelasan, siswa juga kurang aktif merespon,
tidak menunjukkan rasa ingin tahu, serta tidak mau membaca dan memahami
materi dari sumber belajar.
“Siswa
jarang bertanya tentang materi yang sulit dan tidak mau mengutarakan
pendapat saat berdiskusi. Bahkan, sebagian siswa melakukan aktifitas
yang tidak sesuai kegiatan pembelajaran, seperti; melamun, berbicara
sendiri, mencoret-coret buku, bermain dengan sembunyi-sembunyi, dan
mengajak teman mengobrol,” ulas Agus mengungkapkan permasalahan umum
yang dihadapi guru, Senin, (29/11/2016).
Dari
permasalahan tersebut, siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi
sehingga capaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA
khususnya materi rotasi dan revolusi bumi tetap rendah, sehingga hal
itu akan berdampak pada target sukses UN sekolah sulit dicapai.
Oleh
karena itu, lanjut Agus, pembelajaran IPA perlu menggunakan media yang
lebih inovatif, dari situlah kemudian ia memiliki ide dengan membuat
Planetarium Bekam, media ini dapat dengan jelas memberikan gambaran
materi rotasi dan revolusi bumi. Sebut Agus, tujuannya untuk
meningkatkan motivasi sekaligus prestasi belajar siswa pada materi
rotasi dan revolusi bumi.
Media
Planetarium Bekam dibuat dengan mempelajari kelemahan dari media
konvensional (globe) sebagai media pembelajaran materi rotasi dan
revolusi bumi. Kelemahan globe salah satunya di mana siswa masih harus
berfikir abstrak ketika menyamakan konsep antara dampak putaran
bumi/globe ketika berotasi sehingga enyebabkan gerak semu harian
matahari, hal itu tidak teramati langsung atau tidak bisa dihadirkan
saat peragaan/demonstrasi dengan globe biasa.
“Untuk
itu diperlukan media yang mampu memvisualisasikan gerakan rotasi bumi
pada globe yang berdampak pada gerak semu harian matahari supaya
dapat langsung teramati,” papar warga asli Pacitan ini. Rancangan karya
inovasi dimulai dengan memodifikasi globe, dengan memasang sebuah kamera
pada globe sebagai kamera pengintai pengganti posisi di bumi, kemudian
dihubungkan ke laptop lantas diteruskan menggunakan layar LCD Proyektor
untuk membuat sebuah tampilan seakan-akan siswa mengamati peristiwa
rotasi dan revolusi bumi secara langsung, sekaligus melihat posisi
model-model benda langit pada saat peristiwa tersebut terjadi, dengan
media ini ia hadirkan planetarium mini di dalam kelas. Manfaat
yang paling mendasar, demikian disampaikan, anak dengan mudah memahami
materi rotasi dan revolusi bumi, dengan kata lain, menjelaskan gerak
semu matahari sekaligus pergeseran gerak semu matahari lebih mudah,
dengan demikian apabila materi sulit sudah terpecahkan, anak akan
termotivasi untuk belajar materi berikutnya.
Agar
manfaat dari inovasi semakin meluas, atas permintaan beberapa pihak,
Agus melakukan diseminasi karyanya tersebut pada tingkat gugus maupun
kecamatan melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), tak hanya itu karya
inspiratifnya juga diikutkan dalam Lomba Inovasi Pembelajaran (Inobel)
Guru SD Bidang MIPA Tingkat Nasional Tahun 2016. “Dari seleksi peserta se Indonesia diambil 120 inovasi untuk dilakukan pengujian kemiripan (Similarity) dan Sitasi
atau keaslian karya yang dilaksanakan di dua tempat, Bogor dan
Bandung,” tambah Agus. Dari proses seleksi itu menyisakan 34 peserta
lomba sebagai finalis yang diwajibkan mempresentasikan baik karya tulis
sekaligus memperagakan karya inovasi. Sambung
dia, Pada tahapan terakhir benar-benar diuji apakah inovasi yang dibuat
memiliki dampak nyata, dalam hal ini pengaruhnya terhadap motivasi dan
pretasi belajar siswa. Merujuk fakta, adapun hasil yang diperoleh atas
penerapan aplikasi praktis media Planetarium Bekam dapat meningkatkan
motivasi yang berdampak positif terhadap performa siswa dalam
pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar