Senin, 20 April 2020

Bincang dengan pak CATUR (Ketua Departemen LITBANG PGRI)




Menulis itu seperti mencoretkan tinta ke kanvas, 
dioles warnanya untuk dilukis, 
dari gambar buram sederhana menjadi nyata bermakna. 
Menulis itu seperti merancang musik lagu, 
dari satu dua not balok menjadi untaian bunyi nada yang syahdu. 
Berbicara itu sendiri sebenarnya adalah menulis,
tetapi hanya belum diterjemahkan oleh sebuah pena. 
Tulis saja hal sederhana isi kisah hidup perjalanan kita...!
https://rollymandastana.blogspot.com


Sekilas Profil Narasumber :
Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd, telah menerbitkan hampir 20 buah buku. Redaktur Pelaksana Majalah Suara Guru sejak Januari 2019, telah menghasilkan ratusan artikel tersebar di media daring dan luring. Guru SMP yang hobi menulis sejak tahun 1999, buku pertamanya terbit tahun 2003. Pendidikan ditempuh S1 di UNS dan S2 di UPI Bandung. Sejak Juli 2019 menjadi Ketua Departemen Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Pengurus Besar PGRI.

Ulasan singkat yang  saya tulis ketika kami  berbincang bersama pak Catur, dengan tema "Menulis Cepat dan Tepat di Media Daring dan Luring :

Passion saya dalam menulis dimulai sejak 1999. Pertama menerbitkan karya dalam bentuk buku di tahun 2003. Sampai sekarang alhamdulillah terus menulis.Sesuai materi kita malam ini menulis cepat dan tepat di media luring dan daringPertama, kita harus kalahkan dulu dua musuh utama dalam menulisApa itu musuh utamanya? Rasa takut dan malas. Dua musuh utama yang harus kita kalahkan agar dapat memulai menulis cepat dan tepat di media massa luring atau daring. Takut tulisannya jelek, takut dicela, takut tulisannya sudah basi, dan takut takut lainnya. Ini yang menghambat kita dalam memulai sebuah tulisan. Setiap penulis yang baik tentu tidak membutuhkan “mood”.Tidak ada alasan tidak menulis, karena tidak ada mood. Mood harus disingkirkan dari benak Anda jika menghambat kerja otak dalam menulis.Bayangkan Anda seorang yang bekerja menghasilkan tulisan seperti wartawan, kolumnis, dan redaktur majalah. Jika mereka bekerja mengandalkan mood, tentu karirnya akan tamat seketika.   


Isaac Asimov, seorang penulis fiksi ilmiah yang memiliki reputasi bagus, mengakui bahwa cara ia menulis adalah “simpel dan apa adanya”. Saya garis bawahi. Menulislah dengan simpel dan apa adanya. Menulis hal yang aktual dan sesuai dengan gaya selingkung media yang akan dituju, menjadi kunci sebuah tulisan diterbitkan. Seperti dikatakan asimov tadi, seorang penulis yang baik, maka ia dapat menulis dengan cepat. Perlu diingat, bahwa setiap orang yang mampu mengerjakan sesuatu dengan baik, maka ia dapat melakukan lebih cepat dibandingkan orang yang tidak bekerja secara baik. Menulis adalah sebuah kecakapan atau keterampilan. Bila Anda menguasai secara detail pengerjaan tulis menulis, maka kecakapan itu akan berbanding lurus dengan kecepatan pengerjaan.
Menulislah dengan simpel dan apa adanya mengandung maksud, jadilah dirimu sendiri ketika menulis. Bagaimana caranya menemukan gaya atau menjadi diri sendiri ketika menulis?
Tentu dengan perbanyak menulis dan membaca untuk mempelajari gaya tulisan orang lain atau copy the master. Jangan paksakan diri dengan menulis sesuatu yang berlebihan di luar gaya Anda.
Kalau suka traveling, tuliskan kisah perjalanan Anda.Tentu Anda akan lebih mudah menuliskan sesuatu yang disukai.Tuturkan segala yang ada secara sederhana dengan cara Anda. Salah satu yang membuat seseorang tidak mampu menghasilkan tulisan yang baik adalah karena mencoba memasukkan kata atau kalimat yang membuat pembaca tidak paham pesan apa yang dimaksud dalam tulisan itu.

Menulis itu untuk dibaca. Oleh karena itu, pesan dalam tulisan harus jelas dapat dipahami oleh pembaca. Jika menulis dengan kalimat yang tidak simpel, maka tujuan pesan Anda dalam tulisan tidak tersampaikan. Bahkan hanya membuat kening pembaca berkerut. Menulislah seperti berbicara.
Ketika berbicara kepada teman, tentu tidak ada keinginan Anda menggelembungkan kata atau kalimat dengan bahasa yang berlebihan. Ketika berbicara kepada orang lain, tentu sedapat mungkin menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami, iya kan? Bagi seorang pemula: Mengapa Anda masih ragu menghasilkan draf tulisan yang pertama? Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena Anda masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Setiap media memiliki gaya selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya. Misalnya, kita perlu mengetahui, berapa jumlah kata dalam artikel yang bisa dimuat di media itu, dan aturan penulisannya. Atau rubrik apa saja yang tersedia di media tersebut. Setiap media memiliki gaya selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya. Misalnya, kita perlu mengetahui, berapa jumlah kata dalam artikel yang bisa dimuat di media itu, dan aturan penulisannya. Atau rubrik apa saja yang tersedia di media tersebut.Tidak usah kuatir tulisan kita ditolak dan dianggap jelek. Perbaiki lagi kekurangannya, dan terus kirim lagi. Banyak faktor mengapa tulisan tidak diterima redaksi. Mungkin tulisan tidak aktual? Atau space dalam edisi penerbitan sudah penuh. Setelah mendapatkan sharing dari saya di atas, mengapa masih ada keraguan menghasilkan draf tulisan? Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena Anda masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Draf tulisan yang jelek masih dapat diperbaiki daripada tidak ada draf sama sekali.


Komunikasi antara kawan-kawan dengan pak Catur yang saya rangkum :

1. Apa contoh kata dan kalimat yang kita masukkan dalam cerita sehingga pembaca tidak paham.
Pak Catur : Hindari menulis dengan kalimat yang panjang dan berulang ulang maknanya.
Contoh: Ruangan yang biasa aku gunakan sebagai tempat tidur, sebuah tempat kos dekat stasiun UI, tiap pagi jam 5 pagi aku terbiasa mendengar deru Kereta Listrik yang membawa penumpang dari Jakarta-Bogor PP, itu biasanya sampai aku berangkat kerja, suara itu sering terdengar, sehingga aku sering hafal beberapa kalimat petugas stasiun. Kalimat di atas memusingkan.

2. Apakah kita harus menulis yang ilmiah ambillah seperti artikel? apa yang dimaksud gaya selingkung ? mana yang lebih mungkin sebagai pemula,  menulis untuk menjadi buku atau menulis artikel untuk dibukukan?

Pak Catur : Pertanyaan pertama ini coba saya jawab. Agar tulisan menjadi penting, maka pesan dan informasi yang dibutuhkan pembaca bisa tersampaikan dengan baik dan jelas. Seperti yang saya sampaikan di atas, mulailah dari hal yang Anda sukai. Kalau Anda suka menulis karya ilmiah, maka tekuni hal ini. Kalau suka menulis artikel populer, features yang ringan, maka kerjakanlah ini.
Gaya Selingkung, maksudnya gaya, batasan, sesuai jati diri, penciri media itu. Sesuai dengan kebijakan redaksi masing masing. Misal, ada media yang membatasi bahwa tulisan yang akan dimuat di medianya minimal 600 kata, hurufnya times new roman, spasi 1.15, dsbnya. Memulai menulis artikel yang Anda sukai temanya. Dan yang lebih penting mulailah menulis

3. Bagaimana kiat-kiat untuk menghilangkan rasa takut untuk menulis atau berkarya dan bagaimana caranya untuk menumbuhkan rasa percaya diri menulis atau berkarya? 
Pak Catur : Mengatasi rasa takut menulis adalah dengan menulis. Menulis saja terus menerus. Kalahkan rasa takut bahwa tulisan pertama kita jelek. Lebih baik menghasilkan tulisan yang buruk (dapat diperbaiki) daripada tidak menghasilkan sebuah tulisan (ini tidak dapat diperbaiki).  Menumbuhkan rasa percaya diri menulis adalah dengan terus menulis.

4. Bagaimana kiat mengelola konsentrasi yang efektif dalam menulis?
Pak Catur : Mengelola konsentrasi yang efektif adalah dengan melakukan yang Anda sukai. Lakukan pekerjaan yang Anda cintai. Gairah dan fokus pada sesuatu yang kita sukai, cintai akan lebih tinggi dibandingkan sesuatu yang kita tidak sukai. Maka menulislah dari sesuatu hal kecil yang Anda sukai. Fokus pada sesuatu yang kita senangi, akan menambah motivasi kita lebih baik. Passion

5.  Bagaimana tipsnya agar tulisan kita sesuai dengan harapan pembaca ?
 Pak Catur : Menulislah seperti Anda berbicara. Ketika Anda berbicara kepada teman, tentu tidak ada keinginan Anda menggelembungkan kata atau kalimat dengan bahasa yang berlebihan. Ketika Anda berbicara kepada orang lain, tentu sedapat mungkin menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami. Menulislah dengan kalimat yang tidak panjang-panjang. Menulislah seperti berbicara.
Ketika berbicara kepada teman, tentu tidak ada keinginan Anda menggelembungkan kata atau kalimat dengan bahasa yang berlebihan. Ketika berbicara kepada orang lain, tentu sedapat mungkin menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami, iya kan?

6. Bagaimana Teknis menulis cepat ,apa kita membuat kerangka dulu atau langsung mengalir saja?
 Pak Catur : Ada beragam teknik yang dilakukan penulis. Ada yang senang memulainya dengan membuat kerangka tulisan, ada yang menuliskan kerangka seperti spider web. Ada pula penulis yang langsung menuangkan dari pikirannya ke dalam tulisan. Namun biasanya setiap artikel memiliki kerangkaJudul, lead (pendahuluan), isi, dan penutup. Silakan memilihnya sesuai dengan gaya dan kesukaan Anda.

7. Apa yang memotivasi anda pertama kali menulis ? dan tema apa yang anda tulis ?
Pak Catur : Yang memotivasi saya menulis adalah rasa suka. Passion. Ada kenikmatan dan kebahagiaan bisa berbagi inspirasi, motivasi, pengetahuan melalui tulisan. Awalnya saya suka menulis lirik lagu dan puisi, lalu menulis artikel populer, cerita anak, karena dulu pernah menjadi guru TK juga. Menulis keseharian perilaku anak didik di prasekolah sungguh menggemaskan. Menyenangkan. Saat ini menjadi redaktur pelaksana sebuah majalah, maka menulis menjadi suatu pekerjaan. Hampir tiap hari dituntut menulis.

8. Bagaimana caranya agar tulisan kita tetep nyambung atau konsisten dengan tujuan awal ketika kita mulai menulis, karena terkadang kita tidak mesti langsung selesai dalam menulis?
Pak Catur : Dalam menulis memang ada kalanya tidak selesai langsung. Apalagi ketika writer's block itu datang. Agar tetap konsisten, maka kita dapat membaca tulisan tulisan orang lain yang sejenis atau dari buku bacaan sebagai referensi. Sehingga ada ide-ide yang kita bisa gali lebih lanjut. Yang jelas dalam menulis dilarang keras plagiat. Mengambil begitu saja karya orang lain tanpa dicantumkan sumbernya. Ini yang dilarang. Tapi kalau mengembangkan ide dari tulisan orang lain, sah-sah saja.

9.  Menulis cepat bagi kmi yang lebih senang mendengar, bagaimana triknya agar banyak yang bisa terekam ?
Pak Catur : Penulis yang baik biasanya adalah pengamat yang baik. Bagi yang suka mendengar atau kecerdasan audionya lebih, maka ketika mendengar sesuatu, maka siapkan catatan. Catat poin penting yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Atau pembicaraan direkam, kemudian barulah dituliskan.
Banyak jalan menuju roma, banyak cara untuk menghasilkan karya.

10. Untuk menulis di rubrik opini koran berapa kata maksimal? 
Pak Catur : Tiap media memiliki gaya, ciri masing masing sesuai kebijakannya. Tidak selalu sama. Itulah yang dinamakan gaya selingkung. Misal, media jawa pos mengharuskan tulisan opini minimal 600 kata. Atau majalah Suaraguru, untuk tulisan opini minimal 700 kata. Jadi berbeda-beda. Bisa ditanyakan di redaksi masing-masing atau biasanya tertulis di salah satu bagian media itu.

Jangan pernah paksakan diri anda menulis sesuatu yang berlebihan di luar gaya Anda sendiri.
Tuliskan kisah hidup perjalanan Anda, "simpel dan apa adanya". Menulis itu untuk dibaca, menyampaikan suatu pesan yang menarik kepada pembaca. Menulislah seperti berbicara.
 "Lebih baik membuat tulisan yang buruk sehingga dapat diperbaiki, daripada tidak meghasilkan sebuah tulisan sama sekali".

Salam Guru Indonesia...! KALIAN KERENNN.....
Penulis : Rolly FN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar