Jumat, 15 Mei 2020

Ketika Tulisanku DITOLAK oleh Penerbit Mayor (Bincang Tokoh; Bersama WIJAYA KUSUMAH

Tema : "Ketika... tulisanku DITOLAK oleh penerbit MAYOR"

Berkali kita gagal ... lekas bangkit dan cari akal. 
Berkali kita jatuh ... lekas berdiri jangan mengeluh. 
Jadilah guru tangguh yang berhati cahaya. 
Kegagalan adalah awal dari sukses yang tertunda. 
Gembirakan dirimu dengan terus belajar,
kepada orang-orang yang telah sukses dengan buku Best Sellernya. (Wijaya Kusumah)

Sekilas Profil Narasumber :
  1. Nama : Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd , Lahir di Jakarta, 28 Oktober 1972
  2. Email : omjaylabs@gmail.com
  3. S1 di IKIP Jakarta pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (1990-1994)
  4. S2 pada Program Studi Teknologi Pendidikan (TP) Pascasarjana UNJ (2007-2009)
  5. S3 Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNJ
Beberapa karya ilmiah  diterbitkan untuk tingkat nasional adalah:
  1. Proses Pembelajaran Internet dalam Meningkatkan Imtak Siswa (2005)
  2. Pembelajaran Berbasis ICT di Kelas Akselerasi dalam meningkatkan Imtak-Iptek secara Terpadu (2006)
  3. Peningkatan Imtak Siswa Berbasis Proses Pembelajaran Word melalui CTL & Portofolio (2007) Peningkatan Kualitas Pembelajaran Internet di Kelas Akselerasi dengan metode CTL & Penilaian Portofolio (2007)
  4. Menumbuhkan Kreativitas Menulis Siswa Akselerasi melalui Belajar Mandiri pada Pembuatan Blog di Internet (2008)
  5. Upaya Meningkatkan Minat dan Kreativitas Menulis Melalui Pengelolaan Blog di Internet (2008) 
  6. Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Mengapa Guru Takut Melakukannya? (2008)
  7. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas (2008)
  8. Yuk Kita Ngeblog! (2009)
  9. Guruku Menggapai Bintang (2010)
  10. Menjadi Blogger Handal di Era Global (2010)
  11. Internet Sehat Bikin Hebat (2011)
  12. Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya (2011)
  13. Efektifitas Pemanfaatan Blog Sebagai Media Test Online (2011)
  14. Menulislah Setiap Hari & Buktikan Apa yang Terjadi (2011)
  15. TIK: Menulis Blog Untuk Pendidikan (2012)
  16. Catatan Harian Seorang Guru Blogger (2013)
  17. Menjadi guru di zaman Edan (2014)
  18. Menjadi Blogger Ternama (2017)
  19. sedang meneliti tentang pemanfaatan dan Manajemen blog untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa (2019-2020).  
  20. Penulis Buku paket TIK kelas 7, 8, dan 9 SMP bersama guru tim TIK Labschool Jakarta

Ulasan Pak Wijaya Kusumah (Om Jay) yang dapat saya (Rolly) rangkum dan tulis : 

Ini contoh buku Om Jay bersama pak Dedi Dwitagama yang ditolak penerbit mayor. Kami tidak putus asa dan terus bersemangat untuk memperbaiki isi bukunya. Alhamdulillah akhirnya diterima penerbit mayor. Berkat buku ini, kami keliling Indonesia untuk berbagi ilmu PTK.

Sedih rasanya bila buku yang kita tulis ditolak oleh penerbit. Saya sendiri pernah merasakannya. Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Sakitnya tuh di sini! (sambil mengelus dada)... Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati ini. Namun perlu anda ketahui, saya termasuk orang yang pantang menyerah. Ketika naskah buku saya ditolak para penerbit mayor, saya tidak putus asa. Saya akan menerimanya dengan lapang dada. Saya menerimanya dengan senyuman meskipun terasa pahit. Berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri jangan mengeluh. Jadilah guru tangguh berhati cahaya. Kegagalan adalah awal dari sukses yang tertunda. Gembirakan dirimu dengan terus belajar kepada orang-orang yang telah sukses menerbitkan bukunya.

Saya kemudian perbaiki tulisan saya, dan saya baca kembali. Beberapa teman yang saya percaya , saya minta untuk memberikan masukan. Hasilnya buku saya menjadi lebih baik dari sebelumnya dan lebih enak untuk dibaca. Sakit hati ini terasa terobati. Ibarat seorang mahasiswa S1 yang skripsinya dipermak habis sama dosen pembimbingnya. Ibarat mahasiswa S2 yang tesisnya ditolak promotornya dan ibarat mahasiswa S3 yang ditolak proposal desertasinya. Saya sangat berterima kasih kepada para penerbit yang sudah menolak buku yang saya susun.  Dengan begitu buku yang saya susun menjadi layak jual. Coba kalau seandainya naskah buku saya langsung diterima, pasti banyak yang tidak laku karena isinya kurang menarik hati pembaca. Buku saya terbit tapi tidak banyak pembelinya, karena bukunya tidak menarik hati pembaca.

Saya jadi banyak belajar semenjak buku ditolak penerbit mayor. Saya perbaiki dan terus perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca. Butuh waktu lama mengerjakannya. Saya pantang menyerah. Saya belajar dari penolakan. Saya pergi ke toko buku dan membaca buku-buku best seller. Dari sanalah saya akhirnya tahu rahasia buku mereka laris dibaca pembaca. Saat itu saya semakin menggebu-gebu semangatnya. Ibarat perahu yang sudah berlayar tentu pantang untuk kembali ke pelabuhan. Jalan terus sampai tujuan walaupun akan banyak ombak besar menghadang. Tidak ada nahkoda ulung yang tidak melalui lautan yang berombak ganas. Justru disitulah keahliannya teruji. Ketika bukumu ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika engkau terus menulis, maka tulisanmu akan semakin tajam dan nendang. Pasti tulisanmu akan layak jual. Pasti tulisanmu akan banyak dibaca orang. Aha kuncinya satu mau belajar dan pantang menyerah. Perbaiki dan terus perbaiki sehingga penerbit mayor mau menerbitkan bukumu tanpa kamu keluar uang satu senpun. Kamupun tersenyum ketika royalti bukumu mencapai angka yang fantastis. Puluhan bahkan ratusan juta rupiah kamu dapatkan bila bukumu laku keras. Seperti royalti buku yang kami terima saat ini.

Tanya Jawab Kami dengan Pak Wijaya Kusumah (Om Jay) yang dapat saya (Rolly) tulis :
  1. Sebenarnya apa dasar alasan penerbit menolak tulisan yang kita ingin kita berikan ? Selain itu bagaimana kita memiliki rasa percaya diri bahwa tulisan kita menarik, sudah sesuai enak dibaca ? Om Jay : Dasarnya karena tulisan kita kurang sesuai dengan standart penerbit, dan biasanya calon penulis baru begitu sangat menggebu gebu dan sangat yakin bukunya akan laku. Rasa percaya diri itu dibangun mlalui proses terus menerus, dan jatuh bangun. Seperti anda belajar sepeda, awalnya agak susah naik sepeda. tapi kalau sdh bisa mah enak enak saja.
  2. Waktu dulu langsung menulis buku pelajaran atau menyusun modul dulu? Om Jay : dua duanya saya lakukan.
  3. Apa dasar utama Om Jay memilih untuk jadi penulis ? Apakah pengalaman ini ada Om Jay bukukan ? Om Jay : pekerjaan menulis adalah pekerjaan menuju keabadian. kita sdh mati tapi buku kita abadi, contoh karya buya hamka. Kemudian ada dalam catatan harian seorang guru blogger dan di blog omjay.
  4. Bagaimana cara menerbitkan buku dari kumpulan resume yang telah kita buat? Saya ingin menerbitkannya, tapi bagaimana caranya? Ditawarkam kepada siapa? Om Jay : Segera kumpulkan dari pertemuan pertama sampai terkhir, gabung dalam satu file. kemudian lihat buku-buku yang sudah diterbitkan penerbit andi, kemudian tawarkan ke penerbit Andi Yogya.
  5. Sejak mengikuti belajar menulis tak terasa tulisan terus bertambah, hanya saya masih bingung arahnya mau ke mana temanya, jadi bagaimana caranya supaya kita tidak ragu untuk bisa menulis sampai terbit buku ? Om Jay : fokus untuk menulis buku motivasi dan kisah inspiratif karena buku ini masih banyak pembelinya.
  6. Untuk pertama menerbitkan buku yang sdh siap terbit ( judul siap, daftar isi, kt pengantar, isi sdh diedit, boidata penulis) langkah selanjutnya bagaimana kirim ke Om Jay lalu ke penerbit? Mohon Penjelasannya ? Om Jay : dulu saya kirimkan dalam bentuk cetak dan dijilid, setelah itu saya tawarkan ke penrbit, tapi sekarang penerbit yang cari saya, sehingga saya cukup kirim email saja ke penerbit.
  7. Omjay, kalau menerbitkan buku di penerbit indie dg biaya sendiri apakah ada fasilitas layout buku layaknya buku yang diterbitkan di penerbit mayor. Soalnya kemarin saya menerbitkan buku pelajaran di penerbit indie dengan biaya sendiri isi materi tidak di ubah sama sekali tata letaknya sehingga bukunya tidak menarik ? Om Jay : ada, tapi kita perlu keluar uang, kalau di penerbit mayor kita tinggal terima beres. Bahkan cover dan layoutnya sangat menarik sekali, sehingga banyak orang yang beli bukunya.
  8. Om Jay Kalau kita bayar untuk menerbit satu buku berapa ? Om Jay : tergantung penerbitnya, kalau di penerbit Andi tidak bayar.
  9. Untuk fokus menulis buku, boleh kah kita hanya monitor saja tidak harus fokus menyimak dan membuat resume perkuliahan selanjutnya. dan kalau draf bukunya sudah jadi apakah kita boleh berhubungan langsung dengan penerbit ? Om Jay : silahkan saja, tapi anda tidak berlatih menulis, padahal menulis itu sebuah keterampilan yang harus terus menerus diasah setiap hari, ikatlah ilmu dgn cara menuliskannya.
  10. Om Jay, sekedar usul bisa tidak om Jay punya team. Team editor, team layout  seperti di media guru, biar kami mudah untuk kerja sama untuk menerbitkan buku ? Om Jay : kami sudah punya tim di penerbit Andi, jauh lebih hebat dari media guru.
  11. Membangun hatinya bagaimana ketika buku yang sudah kita susun dengan susah payah ditolak oleh penerbit? bukan hanya mayor saja, namun bisa jadi oleh penerbit lain juga. Karena saya yang artikel beberapa kali ditolak di media cetak saja langsung agak jatuh semangat nya.. padahal baru artikel ? Om Jay : berkali-kali kita gagal, lekas bangkit dan cari akal, berkali kita jatuh, lekas berdiri jangan mengeluh, jadilah guru tangguh berhati cahaya. belajar dari Rasuilullah, sidiq, tabligh, amanah, dan fathonah.
Pekerjaan menulis adalah pekerjaan menuju keabadian,
Kita sudah mati tapi buku kita masih abadi.
Menulis itu sebuah keterampilan yang harus terus menerus diasah setiap hari, 
Ikatlah ilmu dgn cara menuliskannya.

Penulis : Rolly FN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar