Sabtu, 13 Juni 2020

Berbagi Pengalaman Menulis dan Menerbitkan Buku (Bincang bersama SRI SUGIASTUTI )


Istikamahlah dalam menulis... 
Tulislah berbagai ide yang berserak di sekitar  kita,
Dan biarkan tulisan itu menemui takdirnya.

Terlahir dengan nama Sri Sugiastuti, 8 April 1961. Merasa terlambat belajar menulis. Ia menghabiskan masa kecilnya di Jakarta sejak usia 1 tahun hingga lulus SMA tahun 1980. Kuliah di UNS setelah lulus mengajar di Jakarta hingga ahun 1990. Cinta dan tanggungjawabnya pada keluarga membawanya hijrah ke Solo sejak tahun 1990 hingga saat ini. Karir menulisnya dimulai ketika usianya jelang setengah abad. Dimana Ia kuliah S2 jurusan Pengkajian Bahasa Inggris yang linier dengan jurusan yang diambilnya di S1.UNS. Tahun 2010 jadi tahun keberuntungannya ketika 2 bukunya bisa terbit, Buku “SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK” penerbit Erlangga, dan buku antologi “ Diary Ketika Buah Hati Sakit”. Naskahnya sebagai pemenang ke 3. Buku kroyokan lainnya bersama Kompasianer tahun 2014 “25 Kompasianers Merawat Indonesia” dalam rangka hari Kartini. Satu lagi berjudul “ Indonesia Satu “ penerbitnya Indie Peniti Media. Beberapa buku antologi Muara Kasih Ibu, Move on, Go to 2020, dan Move on. 

Tahun 2013 terbit 3 bukunya. 1 buku Parenting berjudul “Seni Mendidik Anak Sesuai Tuntunan Islami” penerbit Mitra widyawacana Jakarta. Novel Hidayah “ Kugelar Sajadah Cinta” penerbit Indie Bentang Pustaka Sidoarjo dan “Deburan Ombak Waktu” penerbit Indie Goresan Pena  Cirebon. Tahun 2015 Buku “SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK edisi baru, penerbit Erlangga. Tahun 2016 buku “ The Stories Cakes For Beloved Moms’ penerbit Indie Oksana dan tahun 2017 buku “ The Stories of wonder Women’ Penerbit Mediaguru. Tipuan Asmara (Novel), Wow Engish is So Easy Kids, Perempuan Terbungkas, (Novel) Catatan Religi Bu Kanjeng(Motivasi), Merawat Harapan (Parenting), The Power of Mother’s Prayer (Parenting) Masuk Surga Karena Anak (Parenting).Kesehariannya ia mengajar, pegiat Literasi, pengurus TPQ di masjid Al Fath, Blogger, Komunitas berbagai kepenulisan baik online maupun offline, salah satunya aktif di blog Gurusiana dan Komunitas sejuta guru ngeblog. Pegiat Literasi Nusantara  dan Duta Bunda Baca Soloraya.
Penulis memiliki 4 orang anak dan suami siaga yang selalu mendukung segala kiprah istrinya yang positif. Penulis bisa dihubungi di astutianamudjono@gmail.com , www.srisugiastutipln.com Akun FB Astutiana. M,@Astutiana.M. IG. Astutianamudjono. Atau WA 089692593804.

"Berbagi pengalaman menerbitkan buku"

Jadi penulis itu disaat usia sudah mendekati usia 50 tahun, saya terus berusaha dan belajar menulis buku, mengupgrade diri untuk naik kelas.diahun 2007 disaat jeda stelah 25 tahun akhirnya saya. kuliah s2 dan disaat itu saya harus berkenalan dengan internet, medsos harus banyak keperpustakaan, prp.utakaan dan ketoko buku. ketmu kang ersis atau kang ewah dengan bukunya menulis itu gampang. dari buku itulah saya termotivasi dan saya meyakini bahwa saya harus bisa menulis. setelaj itu pd tahun 2009 ketika mengikuti rapat MGMP, ada salah satu teman yang mengajak saya untuk menulis buku ajar. dengan PDnya saya bilang siap bu siapa takut. proses membuat buku ajar itu cukup lama sekitar 6 bulan.  dari buku itulah say mulai merasakan suatu keuntungan yatu kepuasaan karen abuku itu tingkat nasional dan dipakai anak ksl 3 SMk, dan ada royaltinya yang tap semester ada mengalir kedalam rekening saya. buku teesbut bisa dikatakn laris manis karena pad th 2015 ada edisi revisinya. dan buku termasuk kedalam bidang pengadaan jadi seluruh indonesia membutuhkan buku tersebut.  karena skopnya tingakt nasional maka omset penjualan juga laris manis, disaat itu saya dibuat tercengang. maka saya belajar dan belajar lagi.

Pengalaman saya menrbitkan buku pada penerbit indie, saya msih menggunakan nama pena terinspirasi saat saya mengisi blog pda kompasiana. saya menulis setelah tebalnya sekitar 400 halaman, yang berkisah kehidupan ayah ibu masih remaja sapai saya samaai sya berusia 50  tahun. setela itu saya juga serign ikut meulis berbagai buku antologi, dengan berbagai tema. buku antologi saya berkisar 25 buah buku.kita akan banyak belajar dari teman-temana kita disitu kita akan memiliki ciri penulisan sendiri.dalam proses belajar menulis dan menerbitkan sendiri itu memang gurih-gurih sedap. saya termasuk orang yang mempyai rasa tahu sngat besar maka sya harus belajar, sampai-sampai saya memanggil mentor, tidak seperti saat ini banyak yang gratis. seiring perjalaan waktu akhirnya saya naik kelas, misalnya seperti bedah buku. Msh banyak yg akan saya  sampaikan dari beberapa kisah bagaimana saya berproses menjadi seorang penulis yg kaya hati dan saudara dimana mana. Karena ilmu yang sangat berguna.
Kendala dalam menulis awalnya ada di waktu juga kadang tidak konsisten, semua itu bisa dilawan saat kita mengubah mindset kita. Jadikan menulis sebagai kebutuhan bukan kewajiban. Yang juga perlu diketahui bahwa Fakta bisa berupa true story kisah nyata. Antologi kumpulan beberapa tulisan dengan satu tema yg ditulis keroyokan.
Pantun atau puisi bisa jadi satu buku asal mencapai 60 hal, masuk dalam buku karya inovatif. Ubah mindset bergaul dgn pegiat literasi. Ikuti saran omjay menulislah tiap hari. Untuk waktunya kita yang lebih paham kapan waktu yang nyaman untuk menulis. Yang harus dilakukan pertama kali ingin menulis buku? Pertama punya ide. Lalu buat outlinenya, apa saja yg mau ditulis biar terpola tidak ngelantur kemana-mana. Tentukan dulu apa yg mau ditulis dan tulislah apa yang disukai dan kuasai
Trik khusus untuk promosi agar buku karya kita bisa dikenal/ disukai orang, kita.hrs.punya komunitas, punya cara dgn beda buku.promo lewat online dofdanfline. Bedah ,atau penuncuran buku.
Jangan risaukan, tetaplah menulis dan belajar mengupgrade diri agar naik kelas. Oya satu lagi, menulislah apa  yang disukai dan kuasai.Tentu saja membaca yg selektif dgn kacamata yang utuh.
Menulis itu keterampilan, bukan bakat..jadi latihlah, tulislah berbagai ide yang berserak di sekitar  kita. Jadikan menulis dan membaca sebagai gaya hidup.*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar