Ketika kita sudah disebut dengan Guru dan mengajar dikelas. Maka kita sudah masuk kedalam dua dunia. Ya...dunia kita sebagai seorang guru sekaligus orangtua dan memasuki dunia mereka sendiri sebagai teman sekaligus sahabat. Orang yang mengajari, menasehati kemudian mencoba untuk memahami dan mengarahkan kemauan besar dari diri mereka.
Saat kaki sudah memijak masuk kedalam kelas, kita berhadapan langsung dengan murid-murid yang akan kita ajari. Dari tipe murid yang senang belajar sampai kepada tipe suka bermain. Sorot mata mereka yang tajam mengurai satu persatu tubuh kita dari ujung topi sampai ujung sepatu. Dari merk baju yang baru kita beli sampai warna kusam ikat pinggang yang dipakai sehari-hari.
Untuk menjadi seorang guru yang profesional format kata "DISIPLIN" haruslah tersemat dalam diri kita. Banyak hal yang dapat kita ajarkan dan contohkan kepada mereka tentang makna kata Displin. Saya akan membuat gambaran umum tentang kedisplinan yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu : (1) "DW", (2) "DK", dan (3) "DP". Coba kita urai beberapa istilah tersebut.
1. DW = Disiplin Waktu
Ilustrasi gbr. https://pixabay.com/id/images/search/waktu/
"DW" adalah sikap dasar yang dimiliki oleh seorang guru. Terlihat dari mulai datang kesekolah, mengajar dikelas, sampai berakhirnya sebuah pembelajaran pada hari itu. DW akan turut memberi gambaran sampai atau tidaknya arah tujuan dari pembelajaran yang ingin dicapai bersama dengan murid-muridnya dalam tahun tersebut. Beberapa buah contoh pentingnya DW seorang guru yang dapat dilihat dan ditiru oleh anak didik kita, seperti :
- Datang kesekolah tepat waktu. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap ketepatan waktu datangnya murid-murid kesekolah. Dengan sudah adanya guru-guru yang berjejer tersenyum manis, didepan pintu gerbang sekolah menyambut muridnya sebelum waktu pembelajaran dimulai, akan membuat malu bagi murid yang datangnya terlambat. Murid yang terlambat datang perlu juga diberi hukuman (hukuman bernilai positif), dengan tujuan agar keterlambatan diwaktu-waktu berikutnya tidak terulang.
- Masuk kelas tepat waktu. Banyak murid terlambat masuk kelas ketika jam pelajaran tepat dimulai, terlebih ketika pergantian jam dari jam istirahat masuk ke-jam pelajaran. Ada yang masih dikantin atau diwarung luar sekolah, ada yang masih diperpustakaan ataupun dilapangan olahraga padahal bel masuk kelas sudah berdentang beberapa kali. Kedisiplinan kita masuk kelas ketika waktu pelajaran akan dimulai, turut memberikan dampak besar akan tersusun rapinya murid-murid dalam mengikuti pelajaran yang kita berikan.
2. DK = Disiplin Kata-Kata
Ilustrasi gbr. https://pixabay.com/id/illustrations/suara-pencarian-bicara-5267979/
"DK" mengartikan segala bentuk ucapan atau yang disampaikan oleh sang guru, merupakan ketepatan janji dari seorang guru. Yang terekam otomatis dikepala sekian jumlah muridnya. Mereka akan sangat kecewa apabila yang telah disampaikan oleh sang guru ternyata tidak dilakukan. Beberapa buah contoh pentingnya DK seorang guru yang dapat didengar dan diingat oleh anak didiknya, seperti :
- Apresiasi ucapan terhadap siswa. Penting bagi seorang guru untuk selalu memberikan kata-kata pujian sebagai salah satu DK kepada siswanya saat itu juga. Ketika siswa tersebut mampu menyelesaikan apapun pekerjaan yang telah diberikan. Baik ketika saat berada didalam kelas maupun diluar kelas, sehingga menimbulkan efek motivasi bagi siswa lainnya. Pujian yang diberikan bisa berupa kata-kata seperti; Hebat...,terbaik...,mantap...,luar biasa...,dsbnya. Hal ini berdampak positif bagi sesama mereka, ketika temannya mampu menyelesaikan tugas didalam kelompok sesuai porsinya. Mereka akan saling memberi pujian kata-kata sehingga timbul saling menghargai dan menghormati diantara sesamanya.
- Ya dan Tidak. Dalam proses belajar mengajar didalam kelas ketegasan kata-kata Ya dan Tidak, sebagai salah satu DK juga sangat berpengaruh terhadap respon siswa terhadap kita. Banyak guru kadang lupa terhadap DK. Misalnya membuat janji terhadap siswa bahwa minggu depan akan diadakan ulangan, lalu ketika harinya tiba-tiba ulangannya dibatalkan. Padahal siswa sudah susah payah membaca buku, bahkan ada yang bekerja kelompok dsbnya untuk menghadapi ulangan tersebut. Ketika suatu waktu kita ingin mengadakan ulangan lagi, banyak murid yang tidak membaca. Didalam pikir mereka paling guru tersebut lupa lagi....!. Katakan Ya, ketika kita pasti akan melakukannya dan Tidak apabila masih terdapat keraguan terhadap sesuatu hal, yang kita tugaskan terhadap mereka.
3. DP = Disiplin Perbuatan
Ilustrasi gbr. https://pixabay.com/id/illustrations/angka-angka-siluet-manusia-terutama-1607182/
"DP" mengartikan apa yang selalu dilakukan atau dibuat oleh seorang guru akan turut dicontoh oleh murid-muridnya. Guru yang merupakan akronim dari "gugu" dan "ditiru", adalah seperti seorang model yang secara tidak langsung akan memberikan contoh kepada para muridnya. Apalagi yang mereka yang masih berada ditingkat sekolah dasar. Banyak penampilan guru yang tanpa disadari oleh dirinya sendiri diikuti oleh murid-muridnya. Hal yang sepele saja seperti potongan rambut, jam tangan yang kita pakai, gaya bicara, merk pulpen yang sering kita gunakan, dsbnya. Beberapa buah contoh pentingnya DP seorang guru yang mungkin ditiru dan diikuti oleh anak didiknya, seperti :
- Jujur dan Adil. Apa yang kita lakukandan perbuat, yang dapat dilihat sebagai bentuk fisik oleh anak didik kita merupakan pemberian pengalaman bagi mereka. Ibaratnya seperti anak-anak ayam yang diajari makan, berlari, bersuara oleh induknya. Pemberian perhatian dengan porsi yang seimbang antara murid yang satu dengan lainnya dalam proses interaksi pembelajaran ataupun pemberian hadiah dan hukuman yang sudah pas sesuai dengan tingkatannya. Adanya sikap jujur dan adil yang kita contohkan dengan perbuatan, secara tidak langsung juga mengajari mereka akan hal itu.
- Sabar dan Pemaaf. Sabar menghadapi pola tingkah laku, mampu mengendalikan emosi, tidak mempunyai dendam (pemaaf) atas kesalahan muridnya, mengajar dengan ikhlas dan penuh kasih sayang. Membuat kita akan disenangi dan dicintai murid-murid kita. Hal itu juga menjadi contoh untuk diri mereka bagaimana upaya menghadapi karakteristik orang yang berbeda-beda.
Disiplin memang terasa sangat sulit dilakukan kontinyu, cobalah secara perlahan agar menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang terbawa didalam proses belajar mengajar, bahkan kemungkinan besar akan dijadikan sebagai model oleh murid-murid kita. Berikan mereka cara Disiplin yang terbaik, seperti disiplin waktu, disiplin kata-kata maupun disiplin perbuatan, karena mereka akan tumbuh berinteraksi dan turut andil menentukan masa depan bangsa dan negara.*
H. Jakson Brown. Jr mengatakan bahwa "bakat tanpa disiplin adalah seperti seekor gurita pada sepatu roda. Ada banyak gerakan tapi anda tidak pernah tahu apakah itu akan menjadi maju, mundur atau kesamping".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar